Sabtu 09 Oct 2021 21:44 WIB

LGBT yang Makin Meresahkan

Drone Emprit temukan data yang mengejutkan terkait transmisi konten LGBT di medsos.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Joko Sadewo
Ratusan massa pemuda dan mahasiswa menggelar aksi tolak LGBT di depan Kantor Wali Kota Depok. (ilustrasi)
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Ratusan massa pemuda dan mahasiswa menggelar aksi tolak LGBT di depan Kantor Wali Kota Depok. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku penyimpangan seksual atau kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) semakin hari terus bertambah. Hal ini semakin mengkhawatirkan melihat pelaku LGBT juga banyak di kalangan  anak-anak dan remaja. Aktivitas kaum LGBT pun dapat termonitor jelas dan cukup tinggi di dunia maya.

Pakar media sosial yang juga Founder Aplikasi Drone Emprit, Ismail Fahmi mengungkapkan dirinya memperoleh data mengejutkan prihal transmisi konten negatif LGBT khususnya Gay. Ia mengatakan berdasarkan data dari 10 September hingga 9 Oktober telah ada 7751 percakapan di Twitter tentang Gay (belum termasuk Lesbian, Biseksual, Transgender). Percakapan juga termasuk berbagi video dan gambar. Di antara kata kunci yang digunakan adalah #gayindonesia #gayschool #gaysma #gaysekolah #gaypku #gaykids #gaylokal #gaybrondong.

"Ini sebagai gambaran saja, bahwa bisa dibayangkan kontennya seperti apa itu, mulai dari anak-anak, SMP, SMA, sekolahan, sampai dewasa ada semua di situ. Video gay yang paling banyak di retweet bahkan sampai 400 kali (beberapa hari), ada juga gambar," kata Ismail dalam program Dialektika TVMU yang membahas tentang LGBT pada Sabtu (9/10).

Bahkan dari penelusurannya, Ismail menemukan banyak juga akun-akun yang menjajakan prostitusi gay. Ia mengatakan sejauh ini perbincangan dan membagi konten-konten Gay paling tinggi terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Ketua Departemen Dakwah Pimpinan Pusat Nasyiyatul Aisyiyah, Elisa Kurniadewi juga mengaku prihati dengan banyaknya para pelaku LGBT. Ia mengutip data Kementerian Kesehatan bahwa ada sekitar 1.950.970 orang LGBT di 2015. Di antaranya banyak dari pelaku LGBT terkena HIV AIDS.

"Fenomena ini mengejutkan kita karena terus bergerak. Tentu saja Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi yang ramah perempuan dan anak dan berpihak pada nilai-nilai keadilan  tidak sepakat dengan hal ini.  Apa yang dilakukan kelompok LGBT ini bertentangan dengan prinsip maqosidh asyariah," kata Elisa.

Menurut Elisa kini Nasyiatul Aisyiyah terus melakukan eduaksi-edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya LGBT. Selain itu yang juga penting dilakukan adalah merangkul para pelaku LGBT agar kembali menjadi manusia normal. 

Sementara itu mantan Anggota Komnas HAM, Maneger Nasution mengatakan LGBT memang telah menjadi persoalan sejak dulu. Bahkan LGBT.....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement