REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti ahli madya Pusat Riset Biologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Nurkanto mengatakan, hingga saat ini program eliminasi malaria belum efektif. Meski begitu, ia menilai, penurunan kasus bisa dikendalikan.
Arif mengemukakan, program eliminasi malaria menghadapi sejumlah tantangan. Contohnya, tingkat resistensi malaria terhadap antimalaria makin tinggi sehingga obat tidak efektif, biaya yang besar, dan siklus hidup dengan beberapa tahap dari malaria yang membutuhkan cara yang berbeda-beda.
"Cara terbaik adalah vector control (pengendalian vektor), sayangnya belum ada cara efektif untuk vector control sampai saat ini," kata Arif.
Kunci penurunan kasus malaria adalah penggunaan antimalaria yang tepat dan tuntas menggunakan minimal dua obat kombinasi untuk mencegah penularan dan resistensi. Selain itu, perlu pengendalian vektor malaria dengan menghambat perkembangan nyamuk.