Jumat 08 Oct 2021 13:39 WIB

Kapal Perang Inggris HMS Richmond Kunjungi Indonesia

HMS Richmond ke Jakarta adalah simbol Inggris memandang penting Indonesia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapal perang The Royal Navy (RN) atau Angkatan Laut (AL) Inggris HMS Richmond mengunjungi Indonesia pada 8-10 Oktober 2021 untuk bertemu dengan TNI Angkatan Laut.
Foto: Dok Royal Navy
Kapal perang The Royal Navy (RN) atau Angkatan Laut (AL) Inggris HMS Richmond mengunjungi Indonesia pada 8-10 Oktober 2021 untuk bertemu dengan TNI Angkatan Laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal perang The Royal Navy (RN) atau Angkatan Laut (AL) Inggris HMS Richmond mengunjungi Indonesia pada 8-10 Oktober 2021 untuk bertemu dengan TNI Angkatan Laut. Pertemuan antara TNI AL dan Royal Navi dilakukan dengan menjaga pembatasan jarak sesuai protokol kesehatan, baik di laut maupun di darat, di tengah pandemi Covid-19.

HMS Richmond bersandar di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dengan agenda tur kapal secara virtual, latihan bersama, tari Poco-Poco dan Maumere, serta sesi memasak nasi goreng, yang mencerminkan hubungan hangat antara TNI AL dan Royal Navy. Selain itu, ada tradisi lintas kapal di laut antara HMS Richmond dan KRI Bung Tomo milik TNI AL.

HMS Richmond adalah salah satu kapal yang merupakan bagian dari carrier strike group (CSG) Inggris yang sedang berkunjung ke wilayah Indo-Pasifik. Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan, kedatangan HMS Richmond ke Jakarta adalah simbol Inggris memandang penting, kemitraaan pertahanan dan keamanannya dengan Indonesia.

Menurut Jenkins, Inggris dan Indonesia bersama-sama bisa mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik melalui penegakan sistem internasional berbasis aturan, yaitu aturan yang harus dipatuhi dan dipertahankan oleh semua negara.

"Inggris memiliki peran sentral untuk dimainkan di panggung dunia sebagai negara demokratik terdepan, mitra yang energik, serta dapat diandalkan dalam meningkatkan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Kami bekerja keras untuk memperdalam hubungan kami dengan Indonesia dan dengan semua negara anggota ASEAN," ujar Jenkins di Jakarta, Jumat (8/10).

Menurut Jenkins, Inggris ingin melihat sebuah kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, aman, dan stabil, sehingga memungkinkan kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi secara regional dan global. CSG Inggris merupakan sebuah formasi yang terdiri dari sembilan kapal, 32 pesawat (jet dan helikopter), dan 3.700 personel yang dipimpin oleh Kapal Induk HMS Queen Elizabeth.

CSG adalah formasi terbesar dari jenisnya yang telah meninggalkan Inggris selama lebih dari 25 tahun. Dengan desain yang dirancang untuk misi internasional dan dapat dipertukarkan, CSG sangat fleksibel karena bisa diterjunkan untuk mengatasi ancaman dari dalam dan luar negeri hingga untuk bantuan kemanusiaan dan bencana, seperti saat membantu penanganan Tsunami di Aceh pada 2004.

CSG Inggris telah berinteraksi dengan lebih dari 40 negara selama penempatannya di Mediterania, Timur Tengah, dan Indo-Pasifik yang memperlihatkan visi global Inggris "Global Britain" (Inggris yang mendunia). Inggris memanfaatkan penempatan CSG untuk menunjukkan solidaritas dengan para sekutu dan mitra globalnya, memperkuat persahabatan, serta menjalin hubungan yang baru.

Kunjungan CSG itu juga mewakili fokus Inggris di kawasan Indo-Pasifik dengan memberikan perhatian lebih, sumber daya, dan kapasitas demi meningkatkan hubungan Inggris di kawasan itu, kata Kedubes Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement