Senin 04 Oct 2021 02:53 WIB

Indonesia Kedatangan 800 Ribu Dosis Vaksin Pfizer

Vaksin tahap ke-84 yang tiba hari ini berjumlah 800.280 dosis vaksin jadi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agung Sasongko
Petugas mengangkut kotak berisi vaksin pfizer di kargo Bandara SMB II Palembang, Sumsel, Sabtu (2/10/2021). Sebanyak 453.960 dosis vaksin Pfizer didistribusikan ke sejumlah provinsi termasuk Sumatra Selatan untuk mendukung program percepatan vaksinasi COVID-19.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Petugas mengangkut kotak berisi vaksin pfizer di kargo Bandara SMB II Palembang, Sumsel, Sabtu (2/10/2021). Sebanyak 453.960 dosis vaksin Pfizer didistribusikan ke sejumlah provinsi termasuk Sumatra Selatan untuk mendukung program percepatan vaksinasi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia kembali kedatangan vaksin bantuan dari pemerintah Amerika Serikat melalui COVAX Facility berupa vaksin Pfizer. Vaksin tahap ke-84 yang tiba hari ini berjumlah 800.280 dosis vaksin jadi.

"Dengan kedatangan vaksin tahap ke-84 ini, vaksin yang tiba di tanah air mencapai 276.960.670 dosis," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kominfo) Usman Kansong, Ahad (3/10).

Baca Juga

Dia menjelaskan, upaya mendapatkan vaksin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dilakukan melalui berbagai cara, pembelian langsung maupun kerja sama multilateral/bilateral. Kedatangan vaksin juga menunjukkan stok vaksin aman.

"Pemerintah mengejar target pada akhir tahun 2021, 70 persen masyarakat Indonesia sudah divaksinasi," kata Usman.

Meski Indonesia termasuk 10 besar negara dengan jumlah vaksinasi tertinggi di dunia, Usman tetap mengingatkan, program vaksinasi tidak boleh dikendorkan. Pemerintah mengajak seluruh masyarakat segera divaksinasi, tidak perlu pilih-pilih vaksin, karena semua vaksin aman dan berkhasiat.

Menurutnya, seiring upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. "Karena vaksin bukan satu-satunya tameng untuk melindungi dari COVID-19," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement