REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan kasus kematian orang akibat Covid-19 di Kabupaten Bangka tertinggi di provinsi itu karena kesadaran warga terpapar virus corona dikarantina di isolasi terpusat masih rendah.
"Kebanyakan warga positif Covid-19 melakukan isolasi mandiri sehingga mereka kurang mendapatkan perawatan medis," kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Rabu (29/9).
Ia mengatakan berdasarkan analisis dan evaluasi PPKM level 2, 3 dan 4, kasus kematian orang akibat terjangkit virus corona terendah terdapat di Kabupaten Belitung Timur 0,77 penduduk/100.000/minggu dan kasus tertinggi tingkat 3 terdapat di Kabupaten Bangka 2,67 penduduk/100.000/minggu.
"Pasien Covid-19 di Bangka yang melakukan isolasi mandiri ini tidak terawasi dengan baik, sehingga berpotensi menyebabkan peningkatan kasus baru," ujarnya.
Menurut dia, secara keseluruhan kasus kematian di Provinsi Kepulauan Babel sudah mengalami penurunan, karena dioptimalkannyaperan satgas oksigen, tersedianya obat-obatan dan nakes serta adanya percepatan vaksinasi Covid-19. Selain itu, tingkat kematian di tempat isolasi mandiri juga cenderung mengalami penurunan seiring dengan tersedianya tempat isolasi terpadu serta kondisi rumah sakit rujukan Covid-19 yang sudah kembali normal dari sisi tingkat ketersediaan tempat tidurnya.
"Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai untuk menekan kasus kematian di Bangka ini, di antaranya pasien Covid-19 dengan gejala berat diwajibkan dikarantina di rumah sakit rujukan dan isolasi terpusat, sehingga penanganannya lebih mudah," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan data terbaru, kasus kematian orang akibat Covid-19 terhitung sejak 1 hingga 28 September 2021 sebanyak 162 orang dan tertinggi terjadi di Kabupaten Bangka. "Kita terus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Bangka ini, untuk menekan kasus kematian akibat terinfeksivirus corona ini," katanya.