Rabu 29 Sep 2021 15:30 WIB

Mengembalikan Peran Masjid dalam Pembangunan Umat

Masjid memiliki peran strategis.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Mengembalikan Peran Masjid dalam Pembangunan Umat. Foto: Ilustrasi: Pemandangan Masjid Mevlana Yayasan Diyanet di Belanda.
Foto: Anadolu Agency
Mengembalikan Peran Masjid dalam Pembangunan Umat. Foto: Ilustrasi: Pemandangan Masjid Mevlana Yayasan Diyanet di Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perjalanan Ibadah haji dan umroh bisa menjadi momentum bagi umat Islam mengembalikan peran centeral masjid bagi kehidupan umat. Masjid tidak hanya digunakan untuk shalat lima waktu saja, akan tetapi bisa menjadi tempat pembangunan urusan umat.

"Oleh karena itu, lewat momentum haji ini kaum Muslimin hendaknya menyadari nilai strategis masjid dalam membangun kekuatan umat," tulis H Lukmanul Hakim Lc dalam karyanya Haji dan shalat berjamaah.

Baca Juga

Menurutnya, kekuatan umat dapat terbentuk di dalam masjid ini sebagaimana generasi terbaik umat ini (generasi salaf) telah menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat terutama dalam aspek pendidikan agama dalam tataran teori maupun praktek.

"Jika kita mengamati keadaan kaum muslimin di seluruh pelosok dunia, maka akan kita dapati hal yang menggembirakan hati dan menenteramkan kalbu," katanya.

Ada geliat semangat untuk kembali kepada agama Allah SWT dan menghidupkan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW,  ditambah dengan giatnya kaum muslimin dalam membangun infrastruktur, seperti sekolah-sekolah Islam, pondok pesantren, dan

masjid-masjid demi tegaknya agama Islam yang tercinta.

Namun kata Lukmanul Hakim, di saat hati kita dihinggapi kegembiraan yang memuncak dengan fenomena ini, ada setitik nila menetes dan merusak susu sebelanga, sejumput kegelisahan menyelinap dan meracuni kegembiraan tersebut. Di saat semangat beragama merebak dan pembangunan masjid di negeri kaum muslimin semakin marak, amat disayangkan fenomena baik ini tidak diiringi dengan semangat untuk beramal.

"Dan yang paling mencolok adalah kurangnya perhatian kaum muslimin terhadap masjid-masjid yang telah dibangun," katanya.

Sehingga masjid-masjid itu pun teronggok tidak terpakai, kosong dari jamaah dan aktivitas. Fenomena ini sangat miris, bagaimana tidak, karena tidak sedikit rupiah

telah dikucurkan untuk membangun sarana-sarana ibadah itu.

"Namun tidak ada manfaat nyata bagi kebangkitan kaum muslimin," katanya.

Seandainya kata Lukmanul Hakim, nilai tersebut dialokasikan untuk membina pemuda-pemuda Islam. Atau diinfakkan dalam rangka mengentaskan kemiskinan yang sedang menimpa banyak umat.

"Mungkin akan lebih tampak hasil positif yang menenteramkan hati dan menyejukkan pandangan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement