REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerima dukungan dari Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, terkait pengembangan ekonomi daerah. Berbagai isu strategis dalam mendorong pemulihan ekonomi melalui percepatan digitalisasi dan pengendalian inflasi pun dibahas bersama dalam High Level Meeting (HLM).
Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Ameriza M Moesa mengatakan, pihaknya mendukung dengan memberikan beberapa rekomendasi kepada Kota Bogor. Rekomendasi ini mencakup pada pemulihan ekonomi, dengan pemanfaatan ekonomi digital dan perluasan serta percepatan digitalisasi daerah. Antara lain, dari sisi sektor manufaktur, sektor konstruksi, sektor pariwisata, pengendalian inflasi, kestabilan harga, dan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).
“Terkhusus digitalisasi daerah kami tidak hanya mensupport di lingkungan Pemkot Bogor, tapi kami ingin digitalisasi menyeluruh baik di masyarakat maupun perekonomian sektor ril,” ujar Ameriza di Balai Kota Bogor, Selasa (28/9).
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, Pemkot Bogor mendapatkan empat penghargaan yang diberikan BI. Penghargaan rangking 1 ETPD se-Jawa Barat yang telah mengimplementasikan elektronifikasi di sisi belanja sebesar 100 persen. Penghargaan Apresiasi Jawara Ekonomi Digital Jawa Barat (AJEG JABAR) 2021 sebagai kota terbaik pertama dalam implementasi ETPD, penghargaan terbaik ketiga dalam digitalisasi ekonomi daerah dan penghargaan Program Inflasi Unggul Juara Lahir Batin (PINUNJUL) 2021 sebagai kota terbaik keempat.
“Ini tidak terlepas dari koordinasi kami dengan BI yang selalu memberikan rekomendasi pengendalian inflasi ekonomi juga pemulihan ekonomi,” ujarnya.
Bima Arya menuturkan, data-data ekonomi di Kota Bogor menunjukkan arah yang sangat baik, yakni di atas rata-rata dan yang paling menggembirakan kredit sudah mulai pulih seperti sebelum Pandemi Covid-19. Ini artinya roda ekonomi sudah berjalan, sudah terjadi ekonomi recovery dan menuju economy rebound.
Di samping itu, ke depannya Pemkot Bogor akan berkolaborasi untuk menyiapkan digitalisasi ekonomi dalam kegiatan yang sedang berjalan, dan akan berjalan. Sehingga bukan saja transaksi pembayaran cashless yang dibidik, tapi dalam banyak hal.
“Seperti tahun ini konversi angkot menjadi bus trans pakuan, pasar yang akan diresmikan semua mengarah ke digitalisasi ekonomi. Target kita menjadi salah satu kota terbaik di Indonesia untuk digitalisasi ekonomi dengan bimbingan dan supervisi BI,” ujarnya.