REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok akan lebih memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas tingkat Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) pada Senin 4 Oktober 2021.
"Pengawasan dilakukan harus lebih ketat dan pihak sekolah sebaiknya membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kontroling di sekolah," ujar Kepala Disdik Kota Depok, Wijayanto usai meninjau pelaksanaan simulasi PTM Terbatas tingkat PAUD, TK, SD dan SMP di Kota Depok, Selasa (28/9).
Pelaksanaan simulasi PTM Terbatas berlangsung selama dua hari mulai Selasa (28/9) hingga Rabu (29/9). ''Alhamdulillah, pihak sekolah siap melaksanakan. Kondisi sarana dan prasarananya arahan sesuai dengan aturan pengaturan jarak, jumlah tempat, waktu yang dibatasi itu sudah diikuti," tuturnya
Bunda PAUD Kota Depok, Elly Farida meninjau pelaksanaan simulasi PTM Terbatas di TK Prestasi Global, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Selasa (28/9). Bunda Elly menekankan tentang kepatuhan terhadap protokol kesehatan (prokes).
"Menggelar PTM Terbatas di masa pandemi Covid-19 tidaklah mudah. Kunci utamanya adalah penerapan prokes yang ketat untuk seluruh warga sekolah. Kontroling Satgas tingkat sekolah harus dijalankan. Mulai dari anak datang sampai keluar dari sekolah harus dilihat kedisiplinan prokes untuk semuanya," ujar Bunda Elly.
Menurut Bunda Elly, anak adalah aset masa depan bangsa yang harus dijaga sejak dini. Salah satunya dengan melindungi mereka dari bahaya Covid-19. "Kami berharap sekolah lain bisa seperti TK Prestasi Global yang telah menerapkan prokes ketat untuk semua warga sekolah," harapnya.
Direktur Prestasi Global, Ahmad Faizal menambahkan, pihaknya sudah mempersiapkan mekanisme PTM Terbatas secara matang bersama stakeholder sekolah, termasuk orangtua siswa. Dikatakannya, di Kelompok Bermain (KB) dan TK terdapat kurang lebih 100 siswa.
''Setiap harinya PTM dibatasi hanya diikuti lima siswa per kelas. Pihaknya juga menyediakan ruang isolasi bagi siswa yang mengalami suhu tubuh di atas normal. Ketika siswa datang ke sekolah langsung mencuci tangan, kemudian kakinya disemprot disinfektan, lalu cek suhu tubuh, dan masuk ke ruang kelas. Siswa belajar di kelas hanya dibatasi selama dua jam saja," jelasnya