Senin 27 Sep 2021 14:57 WIB

Penjualan Kasur Kapuk Terus Turun di Gorontalo

Permintaan kasur dan bantal dari kapuk terus menurun di Gorontalo

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang perajin kasur kapuk membersihkan dan menjemur kapuk di kompleks pembuatan kasur kapuk Donggala, Kota Gorontalo, Jumat (26/2).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Seorang perajin kasur kapuk membersihkan dan menjemur kapuk di kompleks pembuatan kasur kapuk Donggala, Kota Gorontalo, Jumat (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO - Penjualan kasur kapuk yang dibuat secara tradisional di Donggala, Kota Gorontalo terus mengalami penurunan seiring masa pandemi Covid-19. Salah seorang perajin kasur kapuk, Kadir Umar, mengatakan jika sebelumnya dapat menjual dua hingga tiga kasur dalam satu pekan, kini menjual satu kasur saja sangat sulit setiap pekannya.

"Sekarang menjual satu kasur atau bantal saja sulit. Permintaan kasur dan bantal dari kapuk terus menurun," ujarnya di Gorontalo, Senin (27/9).

Baca Juga

Ia mengaku berbagai upaya dilakukan agar dapat menjual kasur buatannya, mulai dari menjual keliling dengan sepeda, motor, hingga becak motor (bentor). "Agar peluang ada yang beli semakin besar, kita membawa dagangan hingga ke wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango," ungkapnya.

Perajin lainnya bernama Hamsah Hiyonu menjelaskan harga bahan baku kapuk terus naik. "Saat ini harga satu karung menjadi Rp 135 ribu, sebelumnya hanya Rp 100 ribuan saja," kata dia.

Ia berharap pada masa pandemi ini para perajin kasur kapuk yang telah puluhan tahun berproduksi itu mendapatkan bantuan modal agar dapat terus membuat produk mereka. Harga kasur kapuk di Donggala, Kota Gorontalo dijual mulai dari harga Rp 750 ribu untuk ukuran 1,5 x 2 meter dan satu set bantal Rp 300 ribu untuk dua bantal dan dua guling.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement