Senin 27 Sep 2021 09:30 WIB

Pengamat: Airlangga Sedang Lakukan Penjajakan dengan Ganjar

Airlangga dinilai siap menggaet Ganjar jika Ganjar tak diusung PDIP di Pilpres 2024.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Antara/ Red: Andri Saubani
  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) saat mengunjungi makam Kiai Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9).
Foto: Dok Republika
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) saat mengunjungi makam Kiai Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai ada makna politik dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada Jumat (24/9) lalu. Menurutnya, pertemuan tersebut seolah menunjukkan bahwa, Partai Golkar tengah melakukan penjajakan dengan Ganjar untuk kepentingan Pilpres 2024.

"Ada sinyal-sinyal atau ada pengingat-pengingat kepada politisi yang lain gitu bahwa jangan-jangan Golkar seolah-olah sudah siap take over atau kalau Ganjar tidak diusung PDIP siap diambil oleh Golkar untuk berpasangan dengan kader terbaik Golkar yaitu Airlangga Hartarto," kata Pangi kepada Republika, dikutip Senin (27/9).

Baca Juga

Menurut Pangi, pertemuan itu juga bisa dilihat sebagai bagian dari cek ombak. Sehingga, komunikasi dan silaturahmi politik tersebut adalah sesuatu yang wajib dilakukan.

Selanjutnya, Pangi menilai perlu dilihat juga siapa yang mendesain pertemuan tersebut. Apakah aktor yang mendesain adalah dari Golkar sendiri, atau diinisiasi oleh Ganjar.  

Jika agenda tersebut diinisiasi Golkar, maka bisa dimaknai bahwa yang menginginkan bertemu adalah Airlangga. Sedangkan, Ganjar tidak punya alasan untuk menolak pertemuan-pertemuan yang diagendakan oleh Golkar.

"Poinnya adalah bisa PDIP merasa meradang tidak nyaman, tapi bisa juga pada saat yang sama PDIP merasa bahwa ini juga bentuk sinyal Ganjar juga sudah siap kalau itu kemungkinan terburuk opsi bahwa Ganjar tidak diusung oleh PDIP," ucapnya.

Namun demikian, Pangi menuturkan, apabila Ganjar berpasangan dengan Airlangga, artinya koalisi tersebut butuh berkoalisi paling tidak dengan satu partai lagi. Dan hal itu menurutnya bukan sesuatu yang tidak mungkin.

"Itu pilihan yang bisa masuk akal juga," tuturnya.

Namun demikian, ia menilai perlu dilakukan studi lebih lanjut apakah Ganjar bisa menang jika tidak diusung oleh PDIP. Sebab, pemilih Ganjar di Jawa Tengah merupakan pemilih PDIP.

"Bagaimana mungkin Ganjar bisa dipilih kalau tidak diusung oleh PDIP," ujarnya.

"Karena orang memilih Ganjar bukan karena figurnya, pemilih menjatuhkan pilihan itu memilih partainya bukan milih Ganjarnya, itu perlu juga diuji dengan studi atau riset selanjutnya," imbuhnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement