Rabu 22 Sep 2021 12:54 WIB

Klaster Covid-19 Ditemukan Hampir di 1.300 Sekolah 

Klaster Covid-19 itu terdiri dari 7.307 pengajar dan 15.429 peserta didik.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah siswa SMALB mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas di SLBN Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Senin (20/9). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan, hingga 20 September 2021 ada 2,78 persen satuan pendidikan penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang menjadi klaster Covid-19.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah siswa SMALB mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas di SLBN Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Senin (20/9). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan, hingga 20 September 2021 ada 2,78 persen satuan pendidikan penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang menjadi klaster Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan, hingga 20 September 2021 ada 2,78 persen satuan pendidikan penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang menjadi klaster Covid-19. Jika dilihat dari total jumlah sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas, klaster Covid-19 ada di 1.296 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, dalam diskusi daring yang dikutip dari Youtube, Rabu, (22/9).

Berdasarkan data yang dia paparkan, total sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas dan menjadi responden survei pelaporan tersebut ada 46.580 sekolah. Jumlah tersebut sudah mencakup seluruh jenjang yang ada, mulai dari PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.296 sekolah menyatakan ada klaster Covid-19 pada pelaksanaan PTM terbatas yang telah dilakukan. Klaster Covid-19 itu terdiri dari 7.307 pengajar dan tenaga kependidikan (PTK) serta 15.429 peserta didik yang berstatus positif Covid-19.

Jika dirinci lebih lanjut, jenjang pendidikan dengan persentase terbesar yang banyak ditemukan klaster Covid-19 merupakan jenjang pendidikan SMA. Dari 2.358 SMA yang menjadi responden, 107 sekolah menyatakan ada klaster pada kegiatan PTM terbatas atau 4,54 persen dari keseluruhan responden di jenjang pendidikan SMA. Ada 794 PTK dan 1.915 peserta didik yang menjadi bagian dari klaster tersebut.

Untuk jenjang pendidikan SMP, dari 7.085 sekolah yang menjadi responden, 241 sekolah di antaranya menyatakan terdapat klaster Covid-19 pada kegiatan PTM terbatas atau 3,40 persen dari keseluruhan responden di jenjang pendidikan SMP. Untuk jumlah PTK dan peserta didik yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 1.502 orang PTK dan 2.220 orang peserta didik.

Kemudian untuk jenjang pendidikan SD, dari 20.913 sekolah yang menjadi responden, 2,78 persen di antaranya atau 581 sekolah menyatakan terdapat klaster Covid-19 pada pelaksanaan PTM terbatas. Jumlah PTK yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 3.174 orang dan jumlah peserta didik yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 6.908 orang.

Di tingkat PAUD, dari 12.994 sekolah yang menjadi responden, 1,94 persen di antaranya atau 252 sekolah menyatakan ada klaster Covid-19 pada kegiatan PTM terbatas yang telah dilaksanakan. Dari angka tersebut, ada 953 PTK dan 2.007 peserta didik yang berstatus positif Covid-19.

Lalu, di tingkat SMK, dari total 2.267 responden, 70 di antaranya atau 3,09 persennya menyatakan terdapat klaster Covd-19 di sekolah setelah kegiatan PTM terbatas. Ada 609 PTK dan 1.594 peserta didik yang terpapar Covid-19 pada jenjang pendidikan SMK ini.

Berikutnya, untuk di SLB, dari 391 sekolah yang menjadi responden, ada 13 sekolah yang menyatakan terdapat klaster Covid-19 setelah PTM terbatas dilaksanakan. Dari klaster tersebut terdapat 131 PTK dan 112 peserta didik yang berstatus positif Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement