Selasa 21 Sep 2021 14:49 WIB

Risma: Pemulung di Bawah Jembatan Dekat Kemensos Ada Lagi

Para pemulung yang ikut program Pahlawan Ekonomi kini sudah keluar dari kemiskinan.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Menteri Sosial Tri Rismaharini bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/9) Rapat tersebut membahas terkait penyesuaian rencana kerja anggaran Kementerian atau Lembaga sesuai hasil Badan Anggaran DPR.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Sosial Tri Rismaharini bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/9) Rapat tersebut membahas terkait penyesuaian rencana kerja anggaran Kementerian atau Lembaga sesuai hasil Badan Anggaran DPR.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan, dirinya telah membawa dan memberikan pekerjaan kepada sejumlah pemulung yang ditemui di kolong jembatan dekat Kantor Kemensos pada Desember 2020 lalu. Namun, kata dia, kini bermunculan lagi pemulung lainnya di kolong jembatan di wilayah Salemba, Jakarta Pusat, itu.

"Saat itu (Desember 2020) saya menemukan pemulung-pemulung. Hari ini juga ketemu lagi (pemulung), masih di bawah jembatan dekat Kementerian Sosial," kata Risma saat Rapat Kerja dengan Komite III DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (21/9).

Hal itu disampaikan Risma ketika memaparkan program Pahlawan Ekonomi yang telah dilaksanakan pihaknya pada 2021. Program itu diperuntukkan bagi pemulung yang ditemui Risma pada Desember 2020.

Risma tak menyebutkan jumlah pemulung yang dia bawa dari kolong jembatan itu dan dilibatkan dalam program Pahlawan Ekonomi. Dia hanya bilang, para pemulung itu kini sudah keluar dari kemiskinan.

Pihaknya, kata Risma, sudah memberikan pekerjaan kepada pemulung itu dengan gaji Rp 4,8 juta per bulan. Sedangkan istri dari pemulung juga diajari keterampilan seperti menjahit, salon, dan kerajinan tangan,

"Alhamdulilah setelah kita treatment, pendapatan mereka per KK (kepala keluarga) itu bisa sampai Rp 7 juta," ungkap Risma.

"Jadi kalau kemiskinan di Indonesia itu setara per harinya 1 dolar, kemudian kalau di luar negeri setara 2 dolar, (berarti) dia sudah keluar dari kemiskinan," imbuh eks Wali Kota Surabaya itu.

Risma menambahkan, program semacam ini akan terus dilanjutkan pada 2022. Pemulung atau orang disabilitas yang masih masih kuat secara fisik dan masih muda akan diberdayakan untuk bisa mandiri secara ekonomi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement