Selasa 21 Sep 2021 14:42 WIB

Pemprov Kepri Gagal Turunkan PPKM ke Level II

Penanganan COVID-19 di kabupaten dan kota belum berjalan optimal.

Calon penumpang antre untuk melakukan swab Antigen di Bandara International Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (30/4/2021). Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau gagal menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari Level III ke Level II.
Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
Calon penumpang antre untuk melakukan swab Antigen di Bandara International Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (30/4/2021). Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau gagal menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari Level III ke Level II.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau gagal menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari Level III ke Level II. Padahal, jumlah kasus aktif turun drastis.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kepri, Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, mengatakan hasil asesmen terhadap kondisi COVID-19 menunjukan penanganan COVID-19 di kabupaten dan kota belum berjalan optimal. Dari data tracing dan testing pada kapasitas respons dinilai pusat tidak sejalan. 

Baca Juga

Contohnya, Kabupaten Kepulauan Anambas, Natuna dan Kabupaten Lingga, nol persen melakukan tracing. Namun, testing di Anambas mencapai 3,24 persen, Lingga 2,80 persen dan Natuna 3,52 persen.

Angka testing yang dinilai memadai tidak sejalan dengan tracing sehingga pusat meragukannya. Padahal, tes PCR atau antigen seharusnya dilakukan berdasarkan hasil penelusuran terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19.

Pada kondisi nol persen menunjukkan petugas kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit tidak melakukan tracing. "Lantas bagaimana mereka melakukan tes? Terhadap siapa? Bagaimana mungkin melakukan testing tanpa tracing? Ini yang menyebabkan pusat meragukan data COVID-19 kabupaten dan kota di Kepri," ujar Tjetjep, yang juga mantan Kadis Kesehatan Kepri, Selasa (21/9).

Persoalan di Batam, Tanjungpinang, Karimun dan Bintan, menurut dia, sama. Contohnya di Batam, tes antigen terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 hanya 0,30 persen, sementara tracing mencapai 4,50 persen. Sedangkan pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 29,85 persen, cukup tinggi.

Jumlah kasus aktif di Batam tinggal 71 orang. "Pusat meragukan jumlah kasus aktif di Batam, dan daerah lainnya di Kepri," ujarnya.

Tjetjep menjelaskan berdasarkan data asesmen untuk transmisi komunitas, PPKM di Batam potensial masuk Level II, namun kasus konfirmasi 3,95 persen, rawat inap di rumah sakit 8,49 persen, dan kematian 0,58 persen diragukan pusat. Di Tanjungpinang, kata dia jumlah pasien COVID-19 yang meninggal dunia mencapai 2,75 persen, cukup tinggi, sama seperti Karimun, Anambas, Natuna, Kepulauan Anambas dan Lingga.

"Persentase kasus kematian di Anambas mencapai 6,89 persen," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement