REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pakar geologi Awang Satyana mengatakan Pegunungan Meratus berpeluang besar mendapatkan pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dengan potensi keberagaman geologi, biologi dan budaya yang dimilikinya. "Saya optimistis Geopark Meratus bisa menjadi UNESCO Global Geopark," kata Awang dalam webinar "Memperkenalkan Geopark Meratus ke Dunia", Selasa (21/9).
Pemerintah Kalimantan Selatan tengah mengajukan Geopark Meratus menjadi UNESCO Global Geopark dan penilaian oleh badan PBB tersebut akan dilakukan pada 2022. Kawasan ini sudah mendapatkan status sebagai Geopark Nasional pada 2018.
"Meratus adalah warisan geologi yang luar biasa," kata Awang yang banyak melakukan penelitian geologi di Meratus.
Pegunungan yang menjadi punggung Pulau Kalimantan ini terbentuk dari subduksi samudera, benturan benua, serta volkanisme tua. "Ini sangat kompleks dan tidak dimiliki oleh geopark lain," tambah dia.
Sebuah Taman Bumi (Geopark), kata dia, juga harus memiliki manfaat konservasi, penelitian, pendidikan, geowisata, dan ekonomi kreatif. "Aktivitas ekonomi justru sangat disarankan di kawasan geopark, asal sesuai aturan, sebagai bentuk pembangunan berkelanjutan. Ini dimaksudkan agar masyarakat ikut menjaga kelestarian kawasan tersebut," katanya.
Oleh karena itulah, diperlukan sosialisasi agar mendapat dukungan dari masyarakat. Pemerintah setempat juga perlu meningkatkan kualitas geosite serta fasilitas umum seperti akses jalan, transportasi, sanitasi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Selatan Nurul Fajar Desira mengatakan pengakuan Meratus sebagai UGG akan menjadi berkah bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Dengan menjadi UGG, Meratus akan menjadi sorotan dunia.
Hutan terlindungi, masyarakat mendapat manfaat ekonomi, serta menjadi bahan edukasi untuk anak-anak. "Tujuan akhir dari pengembangan Meratus adalah untuk masa depan anak cucu kita. Meratus adalah masa depan oksigen, sumber air baku serta pengendalian bencana alam," katanya.
Pegunungan Meratus yang sudah berumur hampir 200 juta tahun memiliki sejarah geologi yang kompleks. Fajar mengatakan, Kalsel memiliki 74 potensi geosite yang terletak di sembilan kabupaten/kota, diantaranya Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, dan Kotabaru. Berbagai langkah sudah dilakukan untuk mencapai target menjadi UGG, diantaranya dengan perbaikan fasilitas geosite, perbaikan akses, serta sosialisasi ke sekolah dan kelompok sadar wisata.