REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Uji coba pembukaan objek wisata Hutan Pinus Sari Mangunandi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih terkendala sinyal internet yang tidak stabil. Internet dibutuhkan saat proses scan barcode aplikasi pedulilindungi oleh wisatawan yang hendak masuk kawasan wisata.
"Kendalanya di sinyal, sehingga jelas kalau scan barcode tidak berhasil, otomatis walaupun menunjukkan kartu vaksin tidak boleh masuk, karena ini kepentingan untuk uji (Spanyol. coba pedulilindungi," kata pengelola kawasan wisata Pinus Mangunan Purwo Harsono di Bantul, Sabtu (18/9).
Hutan Pinus Sari Mangunan termasuk salah satu dari tiga destinasi wisata di DIY yang diujicoba untuk menerima kunjungan wisatawan pada masa pandemi COVID-19 menyusul penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKMlLevel 3 di daerah ini. Menurut dia, karena sinyal internet yang terkadang kurang mendukung di kawasan wisata perbukitan itu maka dalam satu rombongan wisatawan tidak kadang semuanya dapat masuk kawasan karena gagal scan aplikasi, meskipun sudah menunjukkan kartu vaksin.
"Kendala paling utama itu misal satu mobil ada enam orang, empat bisa masuk, dua tidak bisa, satu motor boncengan dua orang, yang satu masuk satu tidak, jadi kendalanya banyak, makanya saat uji coba pertama itu tidak ada 50 persen yang bisa masuk," katanya.
Dia mengatakan, persoalan tersebut berujung pada keluhan wisatawan karena seolah-olah merasa dipersulit, sehingga kemudian tidak sedikit pengunjung meluapkan kemarahan dan memberikan komentar negatif. "Kami sudah jelaskan iniuji coba untuk kepentingan program pemerintah, dan memang perlu penyadaran, dan kami maklum jauh-jauh rombongan ke sini tidak bisa masuk, lainnya bisa masuk kan spontan marah-marah," katanya.
Dia mengatakan, persoalan sinyal internet di kawasan wisata yang lambat sudah disampaikan ke pihak pemerintah agar ada solusi, atau ada kebijakan lain yang memberi kemudahan bagi wisatawan untuk masuk kawasan wisata. "Kalaupun pakai wifi karena kapasitas terbatas memang ketika dipakai bersama sama itu lemot, ada juga handphone yang dibawa wisatawan tidak bisa akses, kamicoba pinjami, tapi sulit praktiknya, karena aturan memang harus scan barcode pedulilindungi," katanya.
Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo sebelumnya mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi kendala terkait pelaksanaan aplikasi peduli lindungi saat masuk wisata Mangunan, yaitu sinyal yang terkadang kuat, kurang, bahkan hilang, sehingga sedikit menyulitkan pengunjung saat melakukan proses aplikasi. "Berkaitan dengan kendala itu kamiperlu berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Sekretaris Daerah, termasuk Dinas Komunikasi dan Informatika, agar berupaya melakukan koordinasi supaya kendala tersebut bisa segera teratasi," katanya.