REPUBLIKA.CO.ID, BONDOWOSO - - Kabupaten Bondowoso adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur dan dikenal dengan sebutan daerah tapal kuda. Kabupaten ini berada di antara pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan di sebelah timur kaki pengunungan Hyang.
Letak Kabupaten Bondowoso tidak berada pada daerah yang strategis. Meskipun berada di tengah, namun Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalan negara yang menghubungkan antar provinsi. Bondowoso juga tidak memiliki lautan. Ini yang menyebabkan Bondowoso sulit berkembang dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Jawa Timur.
Namun, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak meliha hal tersebut. banyak potensi kerajinan yang ada di Kabupaten tersebut. Oleh karenanya, Program Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia memilih Bondowoso untuk mengembangkan potensi Ekonomi Kreatif di kabupaten tersebut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, saat ini ada beberapa kerajinan yang bisa dikembangkan dari Kabupaten Bondowoso mulai dari industri bordir, peralatan besi, kerajinan sangkar burung, batik tulis Bondowoso, kerajinan kelompen, industri cambuk dan kerajinan kulit. Jenis kerajinan unik ini bisa dikembangkan dari Bondowoso.
Menurutnya, Kemenparekraf mendorong pemerintah daerah untuk ikut dalam program-program Kemenparekraf seperti Desa Wisata, Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif, Program Pengembangan SDM, Baparekraf for Startup (BEKUP), Bantuan Insentif Pemerintah (BIP), BEDAKAN (Bedah Desain Film, animasi dan video Nusantara), BEGERAK (Bedah Gerai Film, animasi dan video), INKUBASI FESYEN & KRIYA. “Di sini Kemenparekraf bekerjasama dengan institusi lainnya mendorong pengembangan infrastruktur di destinasi pariwisata,” katanya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (18/9).
Sandi mengungkapkan, pengembangan KaTa Kreatif Indonesia ini dilakukan dengan kegiatan Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan sebagai bentuk fasilitasi pengembangan potensi ekonomi kreatif di 25 Kabupaten/Kota. “Pengembangannya dari berbagai strategi, dan kita selalu melihat potensi di seiap kota/kabupaten,” katanya.
Dia menegaskan, program Pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia merupakan program yang dilaksanakan sejak tahun 2016. Dan hingga saat ini terus dikembangkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf.
Tahapan kegiatan dilakukan dimulai dari pemetaan dan pengusulan subsektor ekraf unggulan melalui kegiatan dengan Uji Petik terhadap 4 (empat) unsur/elemen Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PKM3I), yaitu: (1) 17 subsektor ekonomi kreatif; (2) kreator/pelaku ekraf (ABCG-M); (3) rantai nilai ekraf; dan (4) keterkaitan backward-forward linkage. Semua unsur PMK3I ini dapat didalami lebih lanjut melalui website https://kotakreatif.kemenparekraf.go.id.