REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi meningkatkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di beberapa kabupaten/kota yang berdasarkan data pencapaiannya masih rendah.
"Gap (jarak) vaksinasi antardaerah di Sumut masih tinggi. Gubernur Sumut, Pangdam dan Kapolda Sumut harus mengatasi itu," ujar Presiden di Medan, Kamis (16/9).
Presiden mengatakan itu saat memberikan pengarahan kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Sumut di Rumah Dinas Gubernur Sumut. Presiden menyebutkan jarak capaian vaksinasi antarkabupaten/kota di Sumut masih terlihat sangat jauh.
Berdasarkan data yang diterima, katanya, ada kabupaten/kota di Sumut yang capaian vaksinasinya cukup tinggi atau sudah 82 persen. Namun sebaliknya, ada kabupaten/kota yang pelaksanaan vaksinasinya masih sangat rendah seperti di Nias yang hanya 7,7 persen.
"Hati-hati ya, gap vaksinasi di Sumut masih tinggi. Gubernur, Pangdam dan Kapolda Sumut harus mengurangi jarak itu," katanya. Walau belum bisa mencapai angka tinggi seperti angka 82 persen, paling tidak hampir sama persentasenya.
"Tidak ada gunanya vaksinasi di satu daerah daerah tinggi, tetapi yang lain masih rendah," ujar Jokowi.
Berdasarkan data, daerah pencapaian vaksinasi tertinggi di Sumut dengan persentase 82 persen adalah Pakpak Bharat.Kemudian Samosir 77 persen, Humbang Hasundutan 74 persen dan Kota Medan 45 persen. Adapun vaksinasi terendah yakni Nias Selatan dengan persentase 7,7 persen. Nias Utara 8,3 persen dan Langkat 11,2 persen.
Gubenur Sumut Edy Rahmayadi menyebutkan Pemprov Sumut berusaha semaksimal mungkin meningkatkan pelaksanaan vaksinasi. Harapannya memang bisa mencapai angka target 70 persen dari jumlah penduduk.