Selasa 14 Sep 2021 23:02 WIB

Epidemiolog: Jangan Lengah Covid-19 Masih Terus Bermutasi

Epidemiolog meminta masyarakat tak menurunkan kewaspadaan terhadap Covid.

Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, berharap masyarakat agar tidak menurunkan kewaspadaannya akan potensi meningkatnya kembali jumlah korban akibat Covid-19. Sebab menurutnya,  Coronavirus diyakini bakal terus bermutasi.

Dicky Budiman memperkirakan akan ada beberapa varian Covid-19 yang lebih berbahaya dari varian delta. Indikasinya dengan ditemukannya varian C.1.2 di Afrika Selatan pada bulan Mei 2021.

Baca Juga

"Varian ini berpotensi mengalahkan delta. Ini karena semua mutasi dari alpha, beta, delta, dan gammaada di varian 1.2," katanya dalam webinar Alinea Forum bertajukWaspada Masa Krisis Pandemi Covid-19 Belum Berakhirdi Jakarta Selasa (14/9).

Maka dari itu, Dicky mengingatkan agar pemerintah bersiap dan berupaya mencegah masuknya varian tersebut. Di sisi lain, juga mulai bersiap untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 karena tampaknya pandemi ini masih panjang.

PPKM level, kata Dicky, juga dianggapnya suatu strategi yang tepat. Saat ini, WHO pun sedang membuat strategi yang mirip dengan PPKM level. Menurutnya, PPKM menjadi penjaga gawang selama masih merebaknya Covid-19. Hal itu harus dipahami oleh semua pihak dan kewajiban pemerintah menjelaskan kepada masyarakat.

"PPKM ini tidak mematikan ekonomi, kecuali kalau level empat. Inilah yang harus disampaikan kepada publik," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menyebutkan tidak ada satu pun epidemilog yang bisa memastikan kapan pandemi berakhir. Makanya, Pemprov DKI akan memastikan 14 juta orang yang beraktivitas di Jakarta telah mendapatkan vaksinasi. 

Vaksin masih menjadi upaya terbaikkendati belum bisa mencegah penularan Covid-19. Akan tetapi, bisa mengurangi dampak negatif ketika terpapar Covid-19. "Tidak ada orang yang kami tinggalkan selama pandemi ini. Jadi, harapannyatidak hanya 11 juta jiwa penduduk DKI, tetapi 14 juta jiwa penduduk yang beraktivitas di DKI pada siang hari sudah lengkap vaksinasi dua dosis sehingga herd immunity dapat tercapai," ucapnya.

Pemberian vaksinasi anak di bawah umur 12 tahun, menurut dia, perlu dilakukan. Apalagi, Tiongkok sudah memberikan vaksinasi untuk anak usia 3 tahun dengan menggunakan vaksin Sinovac, sementara Chile untuk anak usia 6 tahun.

Ia mengingatkan masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi tetap harus mendisiplinkan diri dan memperketat protokol kesehatan. "Jangan menjadi lengah dan kendor karena Covid-19 masih mengancam," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement