REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat mengajak masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah langsung dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Hasil dari pilah sampah dapat menghasilkan nilai ekonomi yang dapat memperoleh keuntungan.
"Meski sampah aslinya bau dan kotor, tapi hasilnya dapat membawa keberkahan, bila kita mampu memilah dan mengolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi," ujar Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono saat menghadiri kegiatan pengolahan sampah Curug, di Masjid Jami Ar-Ricky, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Ahad (12/9).
Menurut Imam, masyarakat harus memiliki pola pikir sampah dapat menjadi berkah untuk semua orang. Artinya, dengan memilah sampah dari rumah, dapat menekan jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
"Sampah yang tadinya musibah bisa menjadi berkah. Kami ingin sampah selesai penanganannya di tingkat RW melalui bank sampah, jangan sampai ke TPA," harap Imam.
Ia menjelaskan, per harinya sampah yang masuk ke TPA Cipayung berkisar 1.000 ton. Sebanyak 40 persen di antaranya adalah sampah anorganik dan 60 persen sampah organik. "Sampah organik dapat dipilah menjadi pupuk, dan non organik didaur ulang menjadi barang yang memiliki nilai guna," jelas Imam.
Pengurus Komunitas Bank Sampah Curug, Pipim menambahkan, saat ini sudah ada 10 bank sampah di Kelurahan Curug. Semuanya beroperasi minimal satu minggu sekali. "Alhamdulillah, masyarakat di wilayah kami sudah mulai peduli terhadap lingkungan dan mau memilah sampah dari rumah dengan memisahkan sesuai jenisnya," tuturnya.