Senin 13 Sep 2021 00:15 WIB

Gunakan Gas Alam, Kilang Balongan Menuju Ramah Lingkungan

Selain ramah lingkungan, gas alam juga meningkatkan efisiensi energi dan keuangan.

Rep: Agus Yulianto/ Red: Agus Yulianto
Dua pekerja di PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Balongan, tengah melakukan kontrol lingkungan dengan menggunakan sepeda.
Foto: Istimewa
Dua pekerja di PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Balongan, tengah melakukan kontrol lingkungan dengan menggunakan sepeda.

REPUBLIKA.CO.ID, Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, kini menggunakan gas alam untuk energi operasional kilang. Gas alam dari PGN ini, berasal dari Sumatra yang dikirim via pipa bawah laut. Kini sepenuhnya--kilang yang berubah nama per 1 September 2021 menjadi 'PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Balongan' itu--telah menggunakan gas alam sebagai energi operasikan kilang.

Bukan tanpa sebab bila kilang kebanggaan masyarakat Indramayu ini menggunakan gas alam sebagai energi operasionalnya. Itu tak lain, guna mewujudkan kilang yang lebih ramah lingkungan.

Perubahan itu pun bisa kita lihat dari api berwarna biru muda cerah yang keluar dari dua cerobong pembakaran yang terdapat di area kilang. Padahal, sebelum-sebelumnya, api buangan dari hasil pembakaran itu, selalu berwana merah dan mengeluarkan asap atau jelada berwarna hitam yang mengandung polusi.

 

photo
PT Kilang Internasional Pertamina (KPI) Unit Balongan. - (Istimewa)

 

Pertamina kini menggunakan gas bumi dari PT PGN Tbk--selaku Subholding Gas Pertamina- sebagai fuel atau bahan bakar dalam proses produksi di PT KPI. Penggunaan gas alam dari PGN ini perdana dilakukan pada 27 Agustus 2021 yang ditandai dengan pembukaan penyaluran gas pada metering station gas di RU VI Balongan.

Senior Supervisor Energy & Combustion Pertamina RU VI Balongan, Harun Al Rasyid, mengungkapkan, gas alam yang di-supply PGN ke RU VI ini berasal dari Sumatra, Pengirimannya, dilakukan via pipa bawah laut dan terhubung dengan jaringan pipa Pertamina di Pulau Jawa hingga ke Kilang Balongan. 

Dikatakan Harun, dengan masuknya gas alam dari PGN ke Kilang RU VI ini membuat seluruh unit di Kilang Balongan kini sepenuhnya telah menggunakan gas alam sebagai energi dalam mengoperasikan Kilang. “Sebelumnya memang sudah ada supply Gas dari Pertagas. Namun kini, RU VI juga juga menambahkan gas alam dari PGN sebagai pengganti fuel oil di RU VI. Saat ini, kebutuhan gas alam dari PGN sendiri sebesar 10 MMSCFD dan akan terus meningkat sesuai dengan kemampuan kapasitas pipa yakni 30 MMSCFD," ujar Harun dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id.

Harun menambahkan, banyak keuntungan yang didapat dengan memanfaatkan gas alam menggantikan fuel oil sebagai energi bahan bakar di Kilang Balongan. Di antaranya, fuel oil yang tadinya dijadikan bahan bakar operasional kilang kini bisa diolah menjadi produk yang bisa meningkatkan margin perusahaan, serta dengan harga beli gas alam yang lebih murah dibandingkan fuel oil maupun LPG bisa meningkatkan efisiensi energi dan keuangan. 

Sementara Unit Manager Communication, Relation and CSR Pertamina RU VI Balongan Cecep Supriyatna yang dihubungi Republika.co.id, Ahad (12/9) secara terpisah mengungkapkan, jika sebelumnya konsep kilang ramah lingkungan telah diwujudkan melalui penggunaan fuel oil sebagai bahan bakar kilang, namun kini kilang Balongan semakin ramah lingkungan karena mengganti fuel oil dengan gas alam. Sebab, dengan gas alam, maka pembakaran yang dilakukan akan jauh lebih bersih dan sempurna.

Cecep menegaskan, Pertamina melalui Sub Holdingnya yaitu PT Kilang Pertamina Internasional berkomitmen untuk mewujudkan Green Refinery agar operasional kilang Balongan lebih ramah lingkungan, bahkan dalam Visi Misi RU VI tertulis jelas bahwa RU VI dalam mengoperasikan kilang harus berwawasan lingkungan.

“Kami berharap dengan penerapan gas sebagai bahan bakar di Kilang bisa lebih bersahabat terhadap lingkungan, seluruh pekerja, dan masyarakat sekitar, serta turut membantu mewujudkan Visi RU VI menjadi Kilang Terkemuka di Asia Tahun 2025," ujarnya.

Kontrak penyaluran gas alam

PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina memang berkomitmen mendukung kebutuhan energi Kilang Pertamina Group. Salah satunya, dengan melaksanakan penyaluran gas bumi perdana (gas in) ke Pertamina RU VI Balongan. Komitmen itu ditandai dengan pembukaan penyaluran gas pada Metering Station Gas di RU VI Balongan pada Jumat (27/8).

PGN dan PT Kilang Pertamina Internasional telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas untuk Refinery Unit VI Balongan pada tanggal 30 Juli 2021, dengan volume penyaluran gas sebesar 10 BBTUD dan selanjutnya meningkat menjadi 27 BBTUD mulai November 2021. Adapun untuk volume penyaluran pada tahun 2022-2023 sebesar 30 BBTUD.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengatakan, penyaluran gas ke Pertamina RU VI Balongan (Gas-In) menjadi wujud komitmen PGN selaku Subholding Gas dalam menghadirkan energi baik gas bumi dalam mendukung pemenuhan kebutuhan gas untuk sektor Kilang. Selain itu, juga sebagai sinergi dalam lingkup Pertamina Group, khususnya melalui Sub Holding Refinery & Petrochemical.

“Subholding Gas tengah menjalankan program gasifikasi Kilang Pertamina, salah satunya di di RU VI Balongan. Hal ini merupakan bentuk milestone positif pasca transformasi Holding Migas,” ujar Heru. 

Pemanfaatan gas bumi untuk RU Balongan juga memberikan nilai tambah untuk meningkatkan utilisasi gas bumi, efisiensi biaya operasi di Kilang Pertamina. Hal ini, karena mengurangi pemakaian energi lain sebagai bahan bakar di kilang Balongan dan pemanfaatan energi berbasis gas yang lebih ramah lingkungan.

“Guna pemenuhan kebutuhan gas RU Balongan untuk peningkatan produksi hingga kapasitas maksimal kilang, PGN akan terus mendukung pemenuhan kebutuhan gas bumi dalam jangka panjang sebagaimana direncanakan dalam RJPP PGN dan sejalan dengan program transisi energi yang sedang berjalan,” ujar Heru.

Beroperasi sejak tahun 1994 dan berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ± 200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Sebagai kilang yang relatif baru dan telah menerapkan teknologi terkini, Pertamina RU VI Balongan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. 

RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.

Dengan produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene, RU VI Balongan mempunyai kontribusi yang besar, baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement