Sabtu 11 Sep 2021 05:12 WIB

Tim Biawak Bekasi Angkut 50 Ton Sampah Kali Busa

Sampah yang menumpuk sepanjang 200 meter diperkirakan seberat 50 ton

Petugas menggunakan alat berat escavator mengangkut sampah kali Busa di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Pengangkutan sampah ditargetkan selesai selama dua hari dan selanjutnya dipindahkan ke TPA Burangkeng.
Foto: ANTARA / Fakhri Hermansyah
Petugas menggunakan alat berat escavator mengangkut sampah kali Busa di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Pengangkutan sampah ditargetkan selesai selama dua hari dan selanjutnya dipindahkan ke TPA Burangkeng.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Sebanyak 30 personel Tim Biawak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai mengangkut 50 ton sampah yang membanjiri Kali Busa di Desa Satria Mekar, Kecamatan Tambun Utara.

"Sampah yang menumpuk sepanjang 200 meter ini diperkirakan seberat 50 ton lebih, kita mulai angkut," kata Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Wilayah 2 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Sumardi, Jumat (10/9).

Dia mengatakan pembersihan sampah dari aliran Sungai Busa ini dilakukan secara manual dibantu satu unit alat berat yang dikerahkan. Tim Biawak, kata dia, bertugas mendorong sampah secara manual ke titik tepat di dekat jembatan untuk memudahkan pengangkutan sampah menggunakan alat berat.

"Karena ini pakai backhoe, jadi harus didorong dulu ke dekat jembatan. Soalnya tanah di pinggir kali rapuh dan tangan alat berat tidak mampu menjangkau ke semua lokasi," katanya.

Sumardi memperkirakan pengangkutan sampah di aliran Kali Busa ini membutuhkan waktu selama tiga hari ke depan. Sampah yang didominasi limbah rumah tangga dan kayu itu selanjutnya akan dibawa ke TPA Burangkeng, Kecamatan Setu.

Kabid Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Khaerul Hamid mengatakan 30 personel tim biawak ini diterjunkan mengingat akses wilayah di sekitar tumpukan sampah itu tidak memungkinkan untuk mendatangkan alat berat jenis long arm.

"Ketersediaan alat berat juga menjadi kendala kami karena beberapa alat berat sedang digunakan di tempat lain untuk normalisasi sungai," katanya.

Hamid juga meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai sebab selain mengganggu estetika juga berpotensi menyebabkan musibah banjir.

"Adalah tugas bersama untuk menjaga lingkungan tetap bersih, bebas dari sampah. Untuk mencapai semua itu butuh kesadaran kita semua," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement