REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sampah Durian di Rukun Tetangga (RT) 03 RW 08 Kelurahan Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menghasilkan 253,4 kilogram (kg) sampah anorganik atau plastik dari warga saat penimbangan pada Rabu (8/9).
Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kelurahan Kebagusan Ida Rosanti mengungkapkan, pengangkutan sampah ini merupakan rutinitas operasional bank sampah setiap minggunya guna mengurangi pencemaran lingkungan karena sampah anorganik.
"Hasil penimbangan Bank Sampah Durian terdiri atas plastik 96,3 kg, kertas 125,7 kg, logam 18,2 kg dan sampah lain 13,2 kg. Ini bertujuan untuk pengurangan jumlah tonase sampah yang terbuang ke Bantar Gebang," kata Ida saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/9).
Menurut Ida, sebelumnya sampah anorganik di wilayahnya dianggap tidak bernilai. Namun dengan operasional bank sampah ini, warga semakin berminat mengelola sampah karena bernilai jual yang dapat membantu ekonomi rumah tangga.
"Salah satunya itu yang membuat tertarik warga ekonomi ke bawah dan menyenangkan bisa berinteraksi dan sosialisasi," kata Ida.
Ida menuturkan bahwa harga sampah anorganik yang diterima cukup variatif tergantung, pada kondisi di lapangan. Setiap warga yang menyetor sampah dapat menghasilkan sebesar Rp 30 ribu-Rp 50 ribu.
"Karakter masyarakat dan lingkungan mempengaruhi juga, masyarakat urban. Kalau harga relatif, karena kita laporan hanya jumlah sampah yang teratasi," kata dia.
Dia berharap dengan keberadaan bank sampah ini dapat menuntaskan pengurangan sampah yang diangkut ke Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Selain bank sampah ini, pihaknya juga melakukan kegiatan serupa di dua lokasi berbeda pada Kamis setiap minggunya.
"Harapannya, setiap RT bisa mempunyai satu bank sampah, untuk membantu menuntaskan pengurangan sampah," kata dia.