Senin 06 Sep 2021 18:28 WIB

Varian Mu yang Diindikasikan tak Menyebar Secepat Delta

Vaksin Covid-19 yang tersedia dinilai masih ampuh berhadapan dengan varian Mu.

Covid-19 terus bermutasi, salah satu varian terbarunya adalah varian Mu atau B.162.
Foto:

Ia menambahkan, setiap orang tetap mendapatkan dua dosis karena walau antibodi hilang, kekebalan seluler masih ada. Yang penting, dia melanjutkan, tubuh sudah mengenal virus yang bertahan seumur hidup yaitu melalui sel memori. Namun, ia mengingatkan semua varian virus harus dicegah untuk menginfeksi diri sendiri atau orang lain.

Jadi, dia meminta, masyarakat yang belum divaksin segera divaksin karena vaksin masih efektif untuk semua varian. Kemudian bagi yang sudah divaksin tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes), terutama menghindari kerumunan, bukan memakai masker. Sebab apapun variannya, upaya pencegahannya sama saja. Ia meminta tetap lakukan protokol kesehatannya terutama menghindari kerumunan serta vaksin. "Prokes yang utama adalah menghindari kerumunan, bukan memakai masker," katanya.

Ia menambahkan kalau seseorang pakai masker dan pergi ke tempat publik kemudian berkerumun maka matanya tidak terlindungi atau badan serta pakaian bisa tercemar. Ia menambahkan, ini jadi potensi sumber penularan sehingga prokes yang utama adalah menghindari kerumunan.  

"Karena kalau ada orang yang tidak disiplin prokes dan orang tanpa gejala kemudian bergabung dalam kerumunan itu maka virus bisa masuk melalui mata, mencemari pakaian, mencemari badannya, dan bisa menulari orang lain. Jadi prokes yang utama adalah menghindari kerumunan, karena kalau tidak ada di kerumunan, tak perlu pakai masker," ujarnya.

Penurunan kasus di sejumlah wilayah di Indonesia membuat sejumlah kegiatan dibuka kembali. Termasuk pariwisata.

Di Jawa Barat, aktivitas berwisata dibarengi dengan protokol kesehatan (prokes) ketat sebagai bentuk kewaspadaan terhadap varian baru Covid-19. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengingatkan pada semua masyarakat agar tetap menjaga ketat prokes 5 M selama berwisata.

Dedi pada acara Focus Grup Discussion dengan Tema Berwisata Aman Kala Pandemi yang digelar //Republika// bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid 19, Senin (6/8), mengatakan, setiap ada varian baru harus diwaspadai. Jangan sampai, masyarakat abai prokes saat berwisata. Salah satu yang dilakukan pihaknya adalah, melakukan testing, tracing di tempat-tempat wisata dengan melakukan tes antigen. "Jangan kendor tempat wisata kita support untuk antigen agar siap berwisata," katanya.

Menurut Dedi, di masa pandemi ini harus dipikirkan bagaimana agar berwisata aman. Selain tracing, vaksin harus gencar dilakukan. Saat ini, sebanyak 96.545 orang di industri wisata dan keluarganya sudah divakasin.

Bahkan, kata dia, Kota Bandung sudah 100 persen vaksinasi. Vaksin perlu untuk mengantisipasi ke depan. Menurutnya, pihaknya ngin vaksin di tempat wisata dan travel agent digencarkan. Rencananya, pihaknya juga akan menyiapkan 3 ribu vaksin di Saung Angklung Udjo.

"Tapi perlu juga 3 T, testing, tracing, treatment. Kuncinya perlu dibangun kesepakatan bersama untuk mencapai wisata aman ini," katanya.

Dedi pun berharap, dalam aplikasi PeduliLindungi bisa masuk informasi wisata ini.  Agar, bisa membuat strategi bagaimana wisata aman. "Pemanfaatan teknologi, koneksi, agar terintegrasikan orang wisata aman," katanya.

Sementara menurut  Ketua DPD Asita Jabar, Budi Ardiansjah, setelah setahun pandemi pelaku wisata mulai membuat berbagai program untuk bertahan. Dari mulai staycation, pay now stay later, hingga mengegenjot wisata lokal.

Akhir 2020, kata dia, pariwisata sudah mulai dibuka dengan strategi. Tapi, wisatawan dari mancanegara tak terlalu banyak karena hanya beberapa negara yang membolehkan ke Indonesia. Beberapa negara, menempatkan Indonesia di zona sedang.

"Tapi sekarang Indonesia menjadi zona merah setelah Juni lalu kasus meningkat. PPKM tak kunjung selesai," katanya.

Wisata domestik, menjadi harapan walaupun banyak kendala terutama terkait persyaratan perjalanan yang masih susah. "Fenomena yang harus diwaspadai euforia. Prokes harus tetap dilaksanakan. Pengawasan Satgas harus dilakukan ketat. Hindari kegiatan berbentuk festival," katanya.

photo
Penurunan kasus Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement