REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aktivitas di kawasan Malioboro mulai meningkat. Meskipun demikian, peningkatan aktivitas ini belum setinggi saat kondisi normal sebelum PPKM.
"Memang sudah ada aktivitas yang meningkat di Malioboro, tetapi masih jauh dari aktivitas normal atau sebelum PPKM," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, kepada wartawan dalam pesan tertulisnya, Ahad (5/9).
Walaupun begitu, pengunjung di Malioboro masih didominasi oleh warga Kota Yogyakarta. Heroe menyebut, untuk aktivitas pedagang di Malioboro saat ini juga masih belum meningkat.
"Ahad pagi memang sudah kelihatan ramai, tetapi ramai dari penggowes yang mampir dan melintas di Malioboro," ujarnya yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut.
Selain itu, aktivitas di industri pariwisata juga sudah mulai meningkat. Salah satunya dengan mulai terisinya hotel-hotel yang ada di Kota Yogyakarta oleh pengunjung.
Untuk mengantisipasi peningkatan pengunjung terutama saat akhir pekan, pihaknya dalam hal ini dinas perhubungan bersama kepolisian masih melakukan sweeping acak. Sweeping acak dilakukan di sejumlah tempat, tidak hanya di kawasan Malioboro.
Sweeping dilakukan dengan pemeriksaan terhadap kendaraan yang masuk ke Kota Yogyakarta. Mulai dari pemeriksaan kelengkapan kartu vaksin hingga kelengkapan surat bebas Covid-19, khususnya bagi warga yang berasal dari luar Kota Yogyakarta.
"Kalau domisili di Yogya, menunjukkan kartu pegawai dan kartu mahasiswa di wilayah Yogyakarta," jelas Heroe.
Khusus di kawasan Malioboro, kata Heroe, petugas Jogoboro juga terus disiagakan dalam melakukan pengawasan terhadap pengunjung yang masuk. Pasalnya, kawasan Malioboro sendiri sudah dicanangkan sebagai kawasan wajib masker dan wajib vaksin,.
"Jogoboro tetap aktif membubarkan kerumunan setiap tiga orang lebih dan terus mengingatkan warga yang maskernya tidak dikenakan secara benar," tambahnya.
Pihaknya juga sudah meminta kepada satgas dan posko-posko yang sudah ada di tingkat RT/RW maupun kelurahan untuk terus mengedukasi warga agar tetap mengurangi mobilitas. Sehingga, aktivitas di luar rumah dapat dikurangi, terutama saat akhir pekan.
"Weekend ini untuk lebih banyak di rumah, kecuali ada kepentingan yang diperlukan," kata Heroe.