REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil atau Kang Emil menyatakan 60 persen warganya mengalami tekanan psikis, cemas, dan khawatir karena pandemi Covid-19. Selain itu, terdapat 5.000-an anak yatim dan yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19.
"Kita mendapati statistik bahwa 60 persen warga cemas dan khawatir saat pandemi ini. Kemudian ada 5.000-an anak yatim dan yatim piatu yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19. Itu juga harus menjadi perhatian kita," kata Emil usai Talkshow dan Konsultasi Psikologi Mental Illness di Kota Bandung, Sabtu (4/9).
Dia mengapresiasi Gerakan Titik Koma melalui Project Semicolon yang memberikan konseling kesehatan mental secara gratis kepada masyarakat. "Saya menyambut baik sebuah inisiatif Gerakan Titik Koma ini untuk menjangkau mereka-mereka yang mungkin memendam stres, galau, dan kecemasannya, melalui berbagai media," kata dia.
Menyikapi fenomena kesehatan mental tersebut, Pemda Provinsi Jabar akan berkolaborasi dengan Gerakan Titik Koma guna menurunkan tingkat depresi masyarakat. Pemda Provinsi Jabar juga sebelumnya telah memiliki program mobile konseling 'Kekasih', konseling di rumah sakit jiwa dan hotline, juga kampung kesehatan mental.
"Kita akan berkolaborasi. Inilah yang kita harapkan sehingga bisa menurunkan tingkat depresi," kata Emil.
Kesehatan mental tidak hanya dialami kalangan tertentu. "Dari anak-anak sampai pemimpin, seperti saya, pun punya problem yang kadang tidak dimunculkan karena situasi," kata dia.