Jumat 03 Sep 2021 21:48 WIB

Waspada Ada Indikasi Euforia, Kawasan Wisata Ramai

Ada indikasi euforia dari masyarakat seiring dengan menurunnyakasus Covid-19.

Sejumlah kendaraan dengan tujuan jalur wisata Puncak terjebak kemacetan di Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021). Kepadatan kendaraan tersebut terjadi imbas dari pemberlakuan sistem ganjil genap memasuki kawasan wisata Puncak Bogor.
Foto: ANTARA /Yulius Satria Wijaya
Sejumlah kendaraan dengan tujuan jalur wisata Puncak terjebak kemacetan di Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021). Kepadatan kendaraan tersebut terjadi imbas dari pemberlakuan sistem ganjil genap memasuki kawasan wisata Puncak Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, ada indikasi euforia dari masyarakat seiring dengan menurunnya tingkat kedaruratan kasus Covid-19. Hal tersebut terlihat dari dipenuhinya kawasan objek wisata di Puncak Bogor, dan daerah objek wisata lainnya di wilayah Jabar seperti Bandung Raya.

"Jadi memang terindikasi ada euforia, ada dua, yakni Kawasan Puncak, Dipati Ukur (Bandung), dan lain-lain," kata Ridwan Kamil dalam jumpa pers virtual di Bandung, Jumat (3/9).

Membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Jabar terlihat dari tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 yang kini berada di angka 15 persen dan kasus aktif sudah di angka 16 ribu. Bahkan, tingkat risiko penularan Covid-19 di kabupaten/kota umumnya kini sudah berada pada level 3 atau sedang dan sejumlah kabupaten/kota sudah masuk kategori level 2 atau dengan tingkat risiko rendah.

"Ini seharusnya jangan sampai menurunkan kewaspadaan terhadap Covid-19," kata Ridwan Kamil.

Untuk mencegah terjadinya euforia, maka pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya antisipasinya seperti menerapkan kebijakan ganjil-genap (plat nomor kendaraan) dimulai hari Jumat (3/9) hingga Ahad (5/9). Pemda akan melakukan razia di sejumlah restoran dan kafe yang tidak mematuhi pembatasan kuota.

"Jadi pada dasarnya kegiatan publik sudah mulai dibuka dengan kehati-hatian. Semangatnya adalah bagaimana kegiatan ekonomi, sosial, budaya, termasuk pendidikan dibuka proporsional dengan pembatasan," lanjut dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement