Jumat 03 Sep 2021 14:02 WIB

Sandiaga: Potensi Wisata Kebugaran di Indonesia Tinggi

roduk wisata wellness tourism sudah dipetakan di Yogyakarta, Solo dan Bali.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, wisata kebugaran (wellness tourism) menjadi salah satu tren pariwisata yang menjanjikan di masa pandemi Covid-19. Dia menyebutkan, dalam potensi global wellness tourism selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Dalam potensi global wellness tourism memberikan kontribusi yang menjanjikan di mana tercatat terus mengalami kenaikan 4,2 triliun dolar Amerika di tahun 2017 menjadi 4,5 triliun dolar Amerika di tahun 2019," kata Sandiaga dalam keterangan, Jumat (3/9).

Dia mengatakan, wellness tourism juga diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2022 menjadi 919 miliar dolar AS dengan pertumbuhan 7,5 persen per tahun. Lanjutnya, wellness tourism harus masuk ke dalam empat jenis wisata yang dikembangkan oleh Kemenkes dan Kemenparekraf, di bawah koordinasi Kemenkomarves.

Dia mengatakan, selain wisata medis, sport, health tourism, dan wisata ilmiah kesehatan. Sebagai bentuk komitmen pemerintah, Kemenparekraf telah melakukan berbagai langkah.

Selain menerbitkan buku panduan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environtment Sustainability), Kemenparekraf juga telah memetakan diferensiasi produk wisata wellness di Yogyakarta, Solo, dan Bali yang tertuang dalam pola perjalanan pengembangan wellness tourism tahun 2020.

"Di dalam naskah ini wellness tourism dikombinasikan dengan produk-produk wisata lainnya, seperti wisata budaya, ekowisata, wisata olahraga, wisata kuliner, wisata medis," ujar Sandiaga.

Adapun hasil identifikasi pengembangan wisata wellness di tahun 2020 menyebutkan bahwa sasaran utama wellness tourism di Indonesia adalah wisatawan Nusantara, khususnya female traveller (wisatawan wanita), preseekers milenial, pensiunan atau lanjut usia, komunitas kebugaran, urban sosialita, dan diaspora daerah.

"Walaupun wellness tourism masih tertinggal dari negara lain, kita harus tetap bergerak bersama mengingat kekayaan alam dan lokal masyarakat Indonesia berpotensi menciptakan keragaman industri wellness di dunia. Salah satunya adalah rempah-rempah alami Indonesia yang bermanfaat untuk perawatan tubuh, kecantikan, pengobatan dan terapi," kata Sandiaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement