Rabu 01 Sep 2021 19:55 WIB

Ilmuwan Sebut Indonesia Butuh 1 Tahun untuk Keluar Pandemi

Aliansi ilmuwan mengusulkan skenario pascapandemi sebagai jalan keluar pandemi

Red: Nur Aini
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang warga (ilustrasi).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi mengemukakan dibutuhkan satu tahun bagi Indonesia untuk keluar dari masa pandemi.

"Ada tiga fase dalam skenario pascapandemi. Dengan asumsi setiap fase membutuhkan tiga hingga empat bulan, maka dalam setahun Indonesia sudah relatif bebas dari pandemi," kata Anggota Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi Sulfikar Amir, PhD. dalam webinar dan diskusi publik bertajuk "Skenario Pasca Pandemi" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (1/9).

Baca Juga

Pihaknya mengusulkan skenario pascapandemi sebagai jalan keluar dari masa pandemi. Sulfikar Amir mengatakan skenario pascapandemi merupakan kerja kolektif skala nasional yang dilakukan secara bertahap target dan indikator yang jelas, terukur dan obyektif.

Ada tiga fase dalam skenario pascapandemi. Pertama, fase supression dengan target utama menekan angka kasus dan kematian secara drastis dalam tiga hingga empat bulan. "Fase ini menerapkan strategi pull and push yakni kombinasi pembatasan sosial dan pelacakan secara masif dan terpadu," kata ilmuwan dari Nanyang Technological University ini. Fase kedua yakni fase stabilization dengan tujuan utama mengendalikan skala penularan pada tingkat tertentu dan mempersiapkan pembukaan aktivitas sosial ekonomi secara parsial misalnya sekolah dan perkantoran.

"Di fase kedua ditekankan pengembangan teknik pengendalian risiko penularan virus corona khususnya terkait sirkulasi udara yang diterapkan di sektor-sektor berisiko tinggi misal pabrik, restoran dan mal," kata Sulfikar.

Dia menambahkan pelibatan komunitas sebagai ujung tombak pelacakan dan isolasi juga penting dilakukan di fase kedua ini. Fase ketiga yakni normalization, fase di mana secara keseluruhan pandemi dapat terkendali dan masyarakat sudah bisa hidup secara normal. Indikator utama fase normalization adalah rerata tes positif di bawah satu persen dan jumlah kasus harian di bawah 1.000.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement