Selasa 31 Aug 2021 15:05 WIB

Sekolah Tatap Muka Saat Vaksinasi Usia Anak Belum Merata

Berdasarkan survei KPAI, masih banyak peserta didik yang belum mendapat vaksinasi.

Guru mengajar muridnya di ruang kelas di SMK Negeri 7 Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/8/2021). Pemprov Jawa Timur memulai pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di 2.536 SMA/SMK dan SLB di 20 kabupaten/kota di Jawa Timur yang telah menerapkan PPKM Level 2 dan 3, sedangkan di wilayah PPKM level 4 kegiatan PTM secara terbatas belum digelar.
Foto:

Salah satu provinsi yang telah memulai PTM adalah DKI Jakarta. Sejak Senin (30/8), sebanyak 610 sekolah telah memulai PTM secara terbatas.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan 85 persen guru di ibu kota telah menerima vaksinasi Covid-19. "Yang 15 persen adalah mereka yang memiliki komorbid atau habis penyintas (Covid-19) sehingga belum bisa vaksin, tetapi pada waktunya mereka nanti akan mendapatkan vaksin," kata Anies kepada wartawan di Jakarta Barat, Jumat (27/8).

Anies menjelaskan, 610 sekolah yang akan melaksanakan PTM secara terbatas itu telah melewati proses verifikasi. Dia menyebut ada dua tahap asesmen yang harus dilalui setiap sekolah sebelum dinyatakan lolos dan siap menggelar PTM.

Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja, mengatakan, SKB 4 menteri menjadi rujukan Pemprov DKI untuk melakukan PTM terhadap anak di bawah 12 tahun yang belum divaksin. Dalam SKB tersebut, kata dia, tidak disyaratkan minimal usia yang boleh ikut uji coba PTM terbatas, termasuk juga vaksinasinya.

"Yang diwajibkan itu adalah tenaga pendidik dan usia yang disarankan," ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (31/8).

Dia melanjutkan, SKB tersebut juga menjadi pertimbangan mengapa banyak sekolah dasar yang dibuka. Bahkan, merujuk pernyataan Mendikbud Nadiem Makarim, TK juga sebenarnya boleh dibuka.

Menyoal anak di bawah ambang batas usia vaksin tersebut, dia tak menampiknya. Sebab, vaksinasi, kata dia, bukan diutamakan hanya untuk anak saja, melainkan juga lansia dan yang berisiko.

Dia juga menyatakan, memang ada risiko bagi anak yang tidak divaksinasi saat melakukan PTM terbatas. Tetapi, risiko di masa pandemi ini dinilainya tidak hanya terjadi pada anak-anak tersebut.

"Ketika PPKM awal dibuka, kita kan ada opsi untuk dilakukan. Dan ini juga menjadi langkah untuk melihat kesiapan guru dan sekolah," jelas dia.

Dia menegaskan, dengan adanya pelaksanaan PTM sesuai rencana Pemprov DKI, diharapkan tidak ada risiko ke depannya. Hal itu, dia sebut karena adanya pemenuhan kebutuhan yang sama.

"Di satu sisi, anak-anak dan orang tua juga sudah pasti boring. Kasihan mereka juga. Saya lihat sekolah sudah disiapkan, kemudian dengan selektif dan hati-hati membuka, diharapkan tidak menjadi risiko ke depannya," ungkap dia.

Berdasarkan data Pemprov DKI hingga 27 Agustus 2021, ada peningkatan usia khusus anak 12-17 tahun yang telah divaksinasi. Menurut data Pemprov, anak yang sudah divaksin mencapai 742.536 orang (94,86 persen). Sedangkan yang belum divaksin berjumlah 40.209 orang (5,14 persen).

Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria, menyoroti PTM terbatas yang mulai dilakukan DKI sejak Senin (30/8). Menurutnya, vaksinasi terhadap guru dan pelajar dari usia 12 tahun menjadi salah satu kendala yang dihadapi.

"Dalam pandangan saya, semua guru itu sudah harus divaksin. Karena menurut laporan, kan baru 85 persen yang divaksin sejauh ini," ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Senin (30/8).

Dia menambahkan, hal ini menjadi celah dalam pembukaan sekolah tatap muka saat ini. Sehingga, dirinya menuntut agar vaksinasi bisa lebih digencarkan.

"Herd immunity tidak bisa diselesaikan tanpa vaksinasi. Sekarang terbukti dengan adanya vaksinasi, kasus lumayan landai,’’ jelas dia.

Dia menegaskan, vaksinasi seharusnya juga tidak dijadikan tolak ukur. Mengingat, hal itu merupakan kewajiban pemerintah dalam menjamin kesehatan.

"Persyaratan mutlak itu. Kalau perlu yang belum vaksin tidak perlu mengajar lah,’’ ungkap dia.

photo
Tips sekolah tatap muka agar tetap aman. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement