Kamis 26 Aug 2021 13:22 WIB

Bantu Pekerja Musik Terdampak Pandemi Lewat 100 untuk 100

Platform Bagirata berencana bantu dengan donasi Rp 100 juta untuk 100 pekerja musik

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja saat menyelesaikan dekorasi panggung untuk konser (ilustrasi). Kolektif pengarsipan musik Indonesia, Sounds from the Corner (SFTC), merilis program
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja saat menyelesaikan dekorasi panggung untuk konser (ilustrasi). Kolektif pengarsipan musik Indonesia, Sounds from the Corner (SFTC), merilis program "100 untuk 100". Program ditujukan untuk membantu pekerja industri musik di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolektif pengarsipan musik Indonesia, Sounds from the Corner (SFTC), merilis program "100 untuk 100". Program ditujukan untuk membantu pekerja industri musik di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.

Bekerja sama dengan platform subsidi silang antarwarga, Bagirata, SFTC akan mendonasikan Rp 100 juta untuk 100 pekerja musik di Indonesia. Periode program berlangsung selama Agustus sampai September 2021.

Co-founder Sounds from the Corner, Teguh Wicaksono, menjelaskan bahwa inisiatif dibagi menjadi dua periode. Periode pertama di akhir Agustus untuk 50 orang penerima dana, berlanjut sisanya pada akhir September.

Teguh mengatakan, industri pertunjukan musik sangat terdampak sejak awal pandemi. Melalui program "100 untuk 100", SFTC berharap bisa sedikit membantu meringankan beban para pekerja musik se-Indonesia.

"Eksistensi Sounds from the Corner amat bergantung kepada scene lokal, kami harap ini bisa jadi simbol rasa terima kasih kami sembilan tahun terakhir," ujar Teguh lewat pernyataan resminya.

Kemitraan SFTC dengan Bagirata terkait dengan proses aplikasi, verifikasi, dan distribusi dana. Pekerja musik bisa mendaftarkan diri melalui website Bagirata di www.bagirata.id.

Untuk pihak lain yang ingin berpartisipasi sebagai pengirim donasi, SFTC menyediakan nomor rekening untuk penghimpunan dana. Donasi akan disalurkan secara merata kepada pekerja musik yang terdata di Bagirata.

Co-founder Bagirata, Lody Andrian, berpendapat para pekerja di industri musik dan pertunjukan tergolong rentan secara finansial. Bukan hanya musisi yang jadi pelaku utamanya, tapi juga seluruh ekosistemnya.

Salah satu tantangan utamanya adalah kebanyakan dari mereka tidak terdaftar dalam lembaga formal. Akibatnya, cukup sulit untuk menjangkau stimulus bantuan yang disediakan oleh pemerintah.

"Maka dari itu, "100 untuk 100" menjadi gerakan yang penting dalam menjaring dan merangkul para pekerja di sektor tersebut agar bisa bertahan hidup melewati krisis ini," tutur Lody.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement