Kamis 26 Aug 2021 04:39 WIB

Lindungi Yatim karena Covid, Program Atensi Anak Diapresiasi

Anggota KPAI mendukung program Atensi yang lindungi anak yatim piatu karena covid.

Perlindungan anak (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Perlindungan anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) menjangkau anak yatim piatu, termasuk anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi). Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, mendukung dan mengapresiasi hadirnya program tersebut.

"Jika program ini tepat sasaran, maka banyak dampak jangka pendek dan panjang bagi tumbuh dan kembang anak," kata Jasra Putra, Rabu (25/8/2021).

Baca Juga

Jasra melanjutkan, terlebih program tersebut dilakukan dalam waktu jangka panjang, sehingga anak dan keluarga bisa menjalankan kehidupan sosialnya dengan baik. Menurutnya, Program Atensi merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah dalam memastikan keberfungsian sosial anak dan keluarga. 

"Dalam situasi anak yatim, piatu dan yatim piatu karena orang tua meninggal akibat Covid-19, maka dibutuhkan percepatan program agar bisa dilakukan respons pertama dan utama bagi anak," ujarnya.

Program ATENSI Anak meliputi layanan pemenuhan hak hidup layak, perawatan sosial dan atau pengasuhan anak, dukungan bagi keluarga, terapi sosial psikologis, pelatihan vokasional dan kewirausahaan, bantuan sosial atau asistensi sosial, dan dukungan aksesibilitas. Jasra menambahkan, dukungan sekecil apapun tentu sangat bermakna bagi anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus. 

"Asesmen menjadi penting dalam mendapatkan informasi atas kebutuhan anak dalam jangka pendek dan panjang, termasuk soal pengasuhan anak dipastikan berbasis keluarga," kata Jasra.

Sementara, Psikolog Anak-Remaja, Feka Angge Pramita, mengapresiasi hadirnya program ini. Sebab, banyak membuat anak-anak harus kehilangan orang tuanya akibat menjadi korban Covid-19.

Menurutnya, program tersebut perlu kuat dalam pendampingan terhadap anak dan orang yang diberikan kepercayaan untuk mendampingi anak. Ia melanjutkan, karena orang yang diberikan kepercayaan untuk mendampingi anak itu harus punya pemahaman bagaimana mengasuh anak yang mengalami trauma. 

"Dan bagaimana negara nantinya bisa memang benar-benar menjamin bahwa dukungan psikososial dan pengasuhan anak ini memang bisa terimplementasi dengan baik bagi si anak, bisa dilakukan dengan baik bagi para walinya nanti," ujarnya.

Jadi, kata dia, tidak hanya fokus pada apa yang terlihat seperti pendidikan, pekerjaan, keahlian, kewirausahaan, maupun vokasi. "Tapi bagaimana kita bisa membantu anak-anak ini menjadi manusia. Enggak cuma menyiapkan apa yang terlihat, tapi bagaimana yang tidak terlihat. Yang enggak terlihat itu sangat membutuhkan program yang menyeluruh, apalagi ini menyangkut trauma anak-anak," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement