Rabu 25 Aug 2021 16:40 WIB

Menkes Ungkap Rencana Vaksin Dosis Ketiga di Tahun Depan

Vaksin dosis ketiga rencananya akan berbayar bagi kelompok mampu.

Petugas menyuntikkan vaksin Moderna kepada tenaga kesehatan yang menjalani vaksinasi Covid-19 dosis ketiga di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (6/8/2021). Pemerintah membuka wacana vaksin dosis ketiga masyarakat umum tahun depan.
Foto:

Rencana vaksinasi mandiri di tahun depan juga sudah dipikirkan dalam skema keuangan pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani hari ini mengutarakan rencana penggunaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 untuk vaksinasi mandiri kelompok yang mampu.

“Upaya percepatan vaksinasi dilakukan melalui pelaksanaan program vaksinasi yang dibiayai APBN. Pada tahun depan, ada skema vaksinasi mandiri pada kelompok masyarakat yang mampu,” ujarnya.

Skema vaksinasi mandiri bagi kelompok masyarakat yang mampu membayar sebelumnya telah dibatalkan oleh Presiden Joko Widodo pada Juli 2021, setelah mempertimbangkan banyaknya respons dan kritik dari masyarakat. Sebelumnya, vaksin Covid-19 berbayar bagi individu sebelumnya direncanakan disalurkan melalui PT Kimia Farma Tbk.

Pemerintah menganggarkan anggaran kesehatan pada rancangan APBN 2022 sebesar Rp 255,3 triliun atau setara dengan 9,4 persen dari total belanja negara. Salah satu fokus dari anggaran itu yakni untuk mempercepat vaksinasi demi mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.

Ahli Virologi Universitas Udayana Bali Gusti Ngurah Kade Mahardika menilai vaksin penguat dosis ketiga belum dibutuhkan. Alasannya, tubuh telah mengenal virus tersebut.

"Belum perlu (vaksin Covid-19 dosis ketiga). Vaksin dua kali sudah cukup," kata Mahardika saat dihubungi Republika, Rabu (25/8).

Ia menjelaskan, walau antibodi hilang, kekebalan seluler bisa saja masih ada. Yang penting, dia melanjutkan, tubuh telah mengenal virus yang bertahan seumur hidup melalui sel memori.

Oleh karena itu, ia menilai lebih bijak jika pemerintah memenuhi target penduduk 70 persen divaksinasi sebanyak dua kali. Sebaiknya pemerintah fokus pada vaksin dua dosis dengan target sasaran sekitar 208 juta orang.

Per 8 Agustus 2021, Indonesia telah mengamankan lebih dari 180 juta dosis vaksin melalui diplomasi yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri. Rincian jumlah dosis vaksin yang telah diperoleh melalui pembelian, yakni 147,7 juta dosis vaksin Sinovac, 1,6 juta dosis AstraZeneca, dan 7,5 juta dosis Sinopharm.

Berikutnya, terdapat sejumlah vaksin yang diperoleh dari berbagai donasi, yakni 11,7 juta dosis AstraZeneca dari COVAX-Multi, 2,1 juta dosis AstraZeneca dari donasi Jepang, 620.000 dosis AstraZeneca dari donasi Inggris, 750.000 dosis Sinopharm dari donasi Uni Emirat Arab, dan 8 juta dosis Moderna dari AS melalui COVAX-Multi. Pada tanggal 19 Agustus 2021 Indonesia telah menerima sebanyak 450.000 dosis vaksin AstraZeneca yang bersumber dari donasi Belanda.

Saat ini Indonesia berada di urutan ke enam pelaksanaan vaksinasi skala global. Posisi Indonesia di bawah China, India, Amerika Serikat, Brasil dan Jepang. Sedangkan dari jumlah suntikan yang diberikan kepada masyarakat, Indonesia ada di posisi ketujuh dunia di bawah China, India, Amerika Serikat, Brasil, Jepang dan Jerman.

photo
Cara mengatasi efek samping vaksinasi Covid-19. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement