Rabu 25 Aug 2021 13:11 WIB

Pengamat: Tidak Ada Persaingan Internal Selama Mega Ketum PD

Soal pencapresan adalah hak prerogatif Mega.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di kantor Parameter Politik Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di kantor Parameter Politik Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak akan mengalami persaingan internal selama Megawati masih menjadi Ketua Umum. Menurut dia, semua pencapresan ada di ranah ketua umum.

"PDIP itu tidak ada persaingan selama megawati jadi ketua umum," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu kepada Republika, Rabu (25/8).

Menurut Adi, larangan Mega agar kadernya tidak membicarakan isu pilpres 2024 memang wajar dilakukan. Mengingat, soal pencapresan, dinilai Adi, adalah hak prerogatif Mega. "Jadi omongan untuk 2024 itu, memang hanya wilayah ketum, bukan kader," katanya.

Adi mengatakan, larangan itu muncul karena kader PDIP selama ini terkesan memiliki dukungan masing-masing. Selain, imbauan tersebut yang bertujuan agar spekulasi publik menyoal Ganjar sebagai calon di 2024 bisa dihentikan.

"Kan selama ini, kader terkesan punya dukungan masing-masing, ada yang ke Ganjar ada yang ke Puan," ucap Adi. Upaya itu, juga dilakukan, mengingat baliho-baliho Puan yang sudah disebar di banyak lokasi.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menginstruksikan para kadernya agar tidak membicarakan isu capres dan cawapres 2024. Imbauan itu, tertuang dalam instruksi Nomor 3134/IN/DPP/VIII/2021 perihal penegasan komunikasi politik, yang ditandatangani oleh Megawati dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement