REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pengawasan terhadap pemerintah tetap perlu dilakukan, meski di tengah kondisi genting seperti pandemi Covid-19. Namun, sikap kritis tersebut jangan dianggap seseorang tidak nasionalis.
"Lebih menyakitkan jika setiap setiap masukan dan pandangan yang berbeda dianggap sebagai bentuk perlawanan, dianggap tidak Merah Putih," ujar AHY dalam pidato kebangsaan perayaan 50 tahun Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Senin (23/8).
Tata kelola pemerintahan yang akuntabel tetap memerlukan pihak-pihak yang melakukan check and balances. Sikap tersebutlah diambil oleh pemerintahan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini.
"Alasan kami sederhana dan hanya satu, yaitu Partai Demokrat ingin pemerintah sukses. Karena jika pemerintah sukses, maka negara dan rakyat kita akan selamat," ujar AHY.
Sikap 'tidak Merah Putih', sebut AHY, adalah mereka yang justru hanya berdiam diri ketika tahu pemerintah melakukan kekeliruan. Namun hal tersebut tak dilakukan Partai Demokrat, karena ia ingin negara tak merugikan rakyatnya.
"Maka kami berharap para pemimpin dan pemerintah sudi mendengar langsung suara hati rakyat di akar rumput," ujar AHY.
Di samping itu, ia menilai wajar jika ada kelompok masyarakat yang menyuarakan kekecewaannya kepada pemerintah. Suara rakyat tersebut diharapkannya justru menjadi bahan evaluasi untuk pemerintah saat ini. "Karena faktanya memang masih cukup banyak yang perlu dibenahi, diperbaiki, dan ditingkatkan," ujar putra sulung Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.