Senin 23 Aug 2021 10:02 WIB

Ini Gejala Bila Penderita Covid 19 Terpapar Badai Sitokin 

Pada penderita Covid-19 badai sitokin menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah

Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak penderita Covid-19 yang belum mengenal apa itu Badai Sitokin (cytokine storm). Badai Sitokin terjadi ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang sangat cepat. 

Kondisi itu membuat sel imun justru menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan. Kondisi ini diketahui dengan pemeriksaan D-dimer dan CRP pada penderita Covid-19.

Tak jarang peradangan tersebut membuat organ-organ di dalam tubuh menjadi rusak atau gagal berfungsi. Hal inilah yang membuat badai sitokin perlu diwaspadai, karena bisa sampai menyebabkan kematian.

Pada penderita Covid-19, badai sitokin menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah. Alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru akan dipenuhi oleh cairan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen. Itulah sebabnya mengapa penderita Covid-19 kerap mengalami sesak napas.

Sebagian besar penderita Covid-19 yang mengalami badai sitokin mengalami demam dan sesak napas hingga membutuhkan alat batu napas atau ventilator. Kondisi ini biasanya terjadi sekitar 6–7 hari setelah gejala Covid-19 muncul.

Baca juga : Pengakuan Deddy Corbuzier dan Mengenal Badai Sitokin

Selain demam dan sesak napas, badai sitokin juga menyebabkan berbagai gejala, seperti: kedinginan atau menggigil, kelelahan, pembengkakan di tungkai, mual dan muntah

Selain itu, nyeri otot dan persendian, sakit kepala, ruam kulit, batuk, napas cepat, kejang, sulit mengendalikan gerakan, kebingungan dan halusinasi, tekanan darah sangat rendah, dan penggumpalan darah

Penderita Covid-19 yang mengalami badai sitokin memerlukan perawatan diunit perawatan intensif (ICU). Beberapa langkah penanganan yang akan dilakukan dokter, meliputi:

Pemantauan tanda-tanda vital, yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh, secara intensif, pemasangan mesin ventilator, pemberian cairan melalui infus, pemantauan kadar elektrolit, cuci darah (hemodialisis).

Pemberian obat anak inra atau tocilizumab (actemra) untuk menghambat aktivitas sitokin. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap penderita Covid-19 yang mengalami badai sitokin.

Pada penderita Covid-19, badai sitokin dapat menyebabkan kerusakan organ yang bisa mengancam nyawa. Agar terhindar dari kondisi serius ini, Anda disarankan untuk selalu mematuhiprotokol kesehatankapan saja dan di mana saja.

Bila Anda atau anggota keluarga mengalami gejala Covid-19, seperti batuk, demam, pilek, lemas, sesak napas,anosmia, atau gangguan pencernaan, segera lakukan isolasi mandiri dan hubungi hotline Covid-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement