REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, Jawa Barat, mengumumkan tingkat kepatuhan protokol kesehatan (prokes) warga di daerah itu tinggi. Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan menyeluruh mencakup 12 kecamatan dan 56 kelurahan wilayah tersebut.
"Kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan di Kota Bekasi sangat baik meski di saat aktivitas ekonomi mulai dibuka secara terbatas," kata Kepala BPS Kota Bekasi Ahmad Muhammad Saleh, Sabtu (21/8).
Dia menilai, kondisi ini terbilang membaik dibandingkan sebelumnya atau pada saat Kota Bekasi belum menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Itu terlihat dari banyaknya warga setempat yang terjaring operasi pengawasan protokol kesehatan berdasarkan data Satgas Covid-19 setempat.
Berdasarkan survei yang melibatkan 1.287 responden sejak pertengahan hingga akhir Bulan Juli 2021 didapatkan hasil 97,42 persen responden selalu patuh memakai masker satu lapis dan 71,10 persen responden memakai masker dua lapis. Dari survei serupa juga diketahui 88,89 persen responden terus berupaya meningkatkan imunitas tubuh serta 75,99 persen peserta survei menyatakan patuh menjaga jarak.
Kepatuhan warga juga dinilai membaik dari aspek menghindari kerumunan dengan persentase mencapai 87,80 persen. Sementara warga yang menjaga etika batuk persentasenya mencapai 78,94 persen.
Ahmad mengatakan, hasil survei itu membuktikan jika tingkat kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan di Kota Bekasi mulai membaik. Kepatuhan warga terutama dalam hal memakai masker bisa disebut ideal jika warga yang tidak patuh di bawah satu persen.
"Namun, angka kepatuhan di wilayah pinggiran DKI Jakarta ini sudah mulai membaik. Kalau meningkatkan imunitas tubuh itu banyak sekali yang patuh. Itu angkanya hampir 90 persen. Yang jarang hanya 11 persen dan yang mengabaikan hanya 0,5 persen," ujar dia.