Jumat 20 Aug 2021 19:42 WIB

Efektivitas Pfizer, Moderna, AZ, dan Sinovac Vs Varian Delta

Vaksin Moderna memiliki efektivitas lebih tinggi saat melawan varian Delta.

Vaksinator memasukan dosis vaksin Moderna untuk disuntikan ke tenaga kesehatan di RSUD Matraman, Jakarta, Jumat (6/8). Vaksin Moderna berdasarkan studi, memilki efektivitas tinggi melawan varian Delta. (ilustrasi)
Foto:

Lantas bagaimana dengan efektivitas vaksin Sinovac dan Sinopharm, dua vaksin produksi perusahaan farmasi China yang banyak digunakan di Indonesia? Berdasarkan unggahan dokter Adam Prabata pada Kamis (19/8) melalui akun Twitter-nya, dua penelitian terbaru di China menunjukkan, bahwa vaksin virus inaktif (Sinovac dan Sinopharm) terbukti efektif terhadap varian Delta.

Penelitian pertama ditulis dalam jurnal, Efficacy of Inactivated SARS-CoV-2 Vaccines Against the Delta Variant Infection in Guangzhou: A Test-Negative Case-Control Real-World Study. Adapun, penelitian kedua yakni, Effectiveness of Inactivated COVID-19 Vaccines Against COVID-19 Pneumonia and Severe Illness Caused by the B.1.617.2 (Delta) Variant: Evidence from an Outbreak in Guangdong, China.

Menurut Adam, berdasarkan penelitian pertama, vaksin virus inaktif terbukti efektif terhadap varian Delta untuk mencegah, 59 persen Covid-19 bergejala, 70,2 persen Covid-19 bergejalan sedang, dan 100 persen Covid-19 bergejala berat. Namun, sayangnya jumlah subjek yang diteliti pada penelitian pertama ini sedikit.

Lalu pada penelitian kedua, Adam melanjutkan, 69,5 persen vaksin virus inaktif mencegah pneumonia karena Covid-19 dan 100 persen mencegah Covid-19 bergejalan berat. Jumlah subjek yang diteliti pada penelitian kedua ini sebanyak lebih dari 10 ribu orang.

"Semoga ini jadi berita yang sangat baik ya untuk semua masyarakat Indonesia, berhubung Sinovac cukup banyak digunakan," kata Adam.

Pemerintah Indonesia pun terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 nasional. Hingga akhir tahun nanti, pemerintah telah memegang komitmen dari sejumlah pihak untuk mendatangkan sekitar 370 juta dosis.

"Kita rencananya akan melakukan vaksinasi lebih dari 200 juta rakyat sampai dengan akhir tahun ini. Kalau masing-masing membutuhkan dua dosis dibutuhkan sekitar 400 juta dosis," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keteranganny, Jumat (20/8).

Dosis vaksin yang diterima oleh Indonesia hingga saat ini didapatkan dari sejumlah skema perjanjian baik yang sifatnya business to business (B2B), multilateral, maupun hibah dari negara sahabat.

“Yang pertama adalah Sinovac yang sudah mulai dari tanggal 13 Januari dan AstraZeneca yang business to business bulan ini pertama kali datang. Jadi kedatangan Pfizer sebesar 1,5 juta dosis dan AstraZeneca sebesar 567,5 ribu dosis ini adalah kedatangan pertama dari vaksin business to business kita,” jelas Menkes.

Pada Juli lalu, Kemenkes dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE telah menyepakati kerja sama dalam menyediakan 50 juta dosis vaksin Pfizer. Menkes berharap hingga akhir tahun dosis vaksin Pfizer yang telah disepakati sebelumnya dapat segera hadir di Indonesia.

“Kami harapkan sampai akhir tahun bisa memperoleh 50 juta dosis dari Pfizer secara business to business dan sekitar 20 juta sampai 30 juta vaksin business to business dari AstraZeneca untuk melengkapi 175 juta dosis vaksin Sinovac,” lanjutnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga masih menunggu persetujuan dari FBI Amerika Serikat untuk 50 juta dosis vaksin Novavax yang diharapkan akan keluar persetujuannya dalam waktu singkat ini. Selain pendekatan B2B, Budi mengatakan Indonesia juga menerima vaksin melalui jalur perjanjian bilateral dengan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Dari GAVI kita sudah menerima vaksin AstraZeneca di awal dan kita akan juga menerima vaksin Pfizer dan Sinovac yang rencananya akan kita terima mulai bulan ini juga,” ucap Menkes.

Di samping itu, Indonesia juga menerima hibah vaksin dari sejumlah negara sahabat salah satunya dari Belanda. Menkes pun menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Belanda yang telah memberikan 450 ribu dosis vaksin siap pakai AstraZeneca.

“Apa yang dilakukan pemerintah Belanda dan rakyat Belanda itu akan sangat bermanfaat bagi akselerasi program vaksinasi Indonesia dan akan memberikan contoh bahwa untuk bisa menyelesaikan pandemi ini semua bangsa, semua rakyat di dunia harus memperoleh akses ke vaksinasi,” ujar dia.

photo
Polemik Vaksin Ketiga di Dunia - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement