REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Sebanyak 50 titik panas terpantau di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sepanjang Kamis (12/8). Wilayah Kalsel pun sedang memasuki musim kemarau.
"Hotspot di Kalsel sudah mulai terlihat yang diakibatkan berkurangnya tutupan awan di beberapa wilayah," kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Muhammad Shaaimul Qadri di Banjarbaru, Kalsel, Kamis.
Shaaimul menjelaskan, titik panas yang terdeteksi memang bukan berarti pasti terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Namun, untuk klasifikasi kepercayaannya mayoritas bernilai delapan alias sedang.
Sedangkan jika nilainya tujuh, kata dia, kepercayaannya rendah. Sementara jika mencapai sembilan tingkat kepercayaannya tinggi. Ia menambahkan intensitas curah hujan yang mulai menurun menandakan sudah masuk musim kemarau.
"Namun bukan berarti di musim kemarau ini tidak terjadi hujan, potensi hujan di wilayah Kalimantan selatan masih ada di beberapa daerah namun bersifat lokal atau tidak merata," katanya.
Hujan yang terjadi pada saat musim kemarau, kata data, bersifat sporadis atau tidak merata dan bisa terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas sedang hingga lebat tergantung tingkat labilitas udara di suatu daerah. "Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati meskipun sudah memasuki musim kemarau. Jika beraktivitas di luar rumah agar selalu untuk update informasi cuaca dari BMKG," demikian kata Shaaimul.