Kamis 12 Aug 2021 17:14 WIB

Vaksinasi di RSUD Abdul Moeloek Lampung Timbulkan Kerumunan

Sejak Subuh warga mendatangi loket pendaftaran vaksinasi secara manual.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Mas Alamil Huda
Warga antre mengikuti vaksinasi COVID-19 massal di GSG Universitas Lampung, Lampung, Sabtu (26/6/2021). Dinas Kesehatan bersama TNI dan POLRI menggelar vaksinasi COVID-19 massal untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity menuju Indonesia sehat bebas COVID-19.
Foto: Antara/Ardiansyah
Warga antre mengikuti vaksinasi COVID-19 massal di GSG Universitas Lampung, Lampung, Sabtu (26/6/2021). Dinas Kesehatan bersama TNI dan POLRI menggelar vaksinasi COVID-19 massal untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity menuju Indonesia sehat bebas COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sejumlah orang berkerumun mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Lampung untuk mendapatkan jatah vaksin pada Kamis (12/8). Warga berkumpul di rumah sakit semakin banyak, membuat polisi tutun tangan menertibkan kerumunan warga yang rentan terjadi penyebaran Covid-19.

Kedatangan warga ke RSUD terbesar di Provinsi Lampung tersebut, setelah mendapatkan info dari medsos terkait pelayanan vaksinasi untuk masyarakat umum. Sejak Subuh warga mendatangi loket pendaftaran vaksinasi secara manual. Dampaknya, warga dari berbagai tempat beramai-ramai untuk divaksin secara gratis di RSUD Abdul Moeloek.

Sampai siang, kerumunan warga terus terjadi. Sedangkan pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi RSUD Abdul Moeloek, hanya melayani 400 dosis vaksin per hari. Namun, jumlah warga melebihi kapasitas yang disediakan. Sebagian warga berharap tetap dapat terdaftar untuk mendapatkan jatah vaksin pada hari berikutnya.

Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Ino Harianto yang mendatangi lokasi vaksinasi untuk masyarakat umum tersebut telah memerintahkan untuk membubarkan kerumunan yang terjadi di RSUD Abdul Moeloek. Menurut Kapolresta, penyelenggaraan vaksinasi untuk masyarakat umum tersebut tidak berkoordinasi dengan aparat kepolisian.

“Kami datang untuk menertibkan, agar dapat menjaga jarak, tidak berkerumun,” kata Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Ino Harianto, Kamis (12/8).

Kapolresta Bandar Lampung yang baru dilantik pekan ini mengatakan, penertiban massa yang dilakukan aparat untuk menjagai pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat dapat sesuai dengan protokol kesehatan. Tujuannya, kata dia, agar program vaksinasi berjalan lancar dan aman, serta masyarakat yang divaksin juga sehat.

Dia mengatakan, pihak RSUD Abdul Moeloek Lampung seharusnya dapat berkoordinasi dengan aparat kepolisian saat menggelar vaksinasi untuk masyarakat umum. Hal tersebut penting, karena untuk kelancaran bersama, sehingga dapat mencegah penyebaran Covid-19.

Menurut Herman (48 tahun), warga Segala Mider, ia mendapatkan informasi adanya vaksinasi gratis dari grup media sosial dari temannya. Untuk itu, ia belum mendapat jatah vaksin dari puskesmas, terpaksa ikut mendaftar di RSUD Abdul Moeloek. “Sudah Subuh saya ke (rumah sakit) biar dapat daftar vaksin,” katanya.

Namun, setelah tiba di RSUD Abdul Moeloek, warga lainnya ternyata sudah berdatangan, dan akhirnya masih mengantre untuk mendaftar secara manual. RSUD Abdul Moeloek memang tidak menggelar vaksinasi secara online, karena perangkat teknologinya belum siap.

RSUD Abdul Moeloek juga sudah menggelar program vaksinasi untuk masyarakat umum sudah sejak Selasa (10/8). Pada dua hari sebelumnya, warga yang mendaftar secara manusia di rumah sakit sudah membeludak, karena pihak rumah sakit hanya menjatah 400 orang saja yang dapat divaksin setiap hari.

Kepada wartawan, Wadir RSUD Abdul Moeloek Lampung Mars Dwi Tjahjo menyatakan, kerumunan terjadi karena warga tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah disampaikan pihak rumah sakit. Ia mengeklaim pendaftar vaksinasi sudah dilakukan secara online. Akan tetapi, warga masih berminat datang ke RSUD Abdul Moeloek untuk medaftar secara manual.

Dia mengatakan, pihak RSUD Abdul Moeloek menjatah kuota vaksinasi setiap hari 400 orang, dengan pendaftaran secara daring. Namun, warga yang tidak kebagian daftar, tetap datang ke rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement