Selasa 10 Aug 2021 16:16 WIB

China, Romawi yang Abortus

Indonesia akan di mana bila China nanti berperang terbuka lawan AS di Amerika?

Dua Sea Hawks MH-60R, yang melekat pada Saberhawks Helad Maritime Strike Squadron (HSM) 77, melayang di atas satu-satunya kapal induk yang dikerahkan ke depan, USS Ronald Reagan (CVN 76) dan USS Nimitz (CVN 68) selama latihan di Laut Cina Selatan, 06 Juli 2020. Pada 13 Juli 2020, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara resmi menolak sebagian besar klaim China atas Laut Cina Selatan.
Foto: EPA-EFE/MC2 Samantha Jetzer
Dua Sea Hawks MH-60R, yang melekat pada Saberhawks Helad Maritime Strike Squadron (HSM) 77, melayang di atas satu-satunya kapal induk yang dikerahkan ke depan, USS Ronald Reagan (CVN 76) dan USS Nimitz (CVN 68) selama latihan di Laut Cina Selatan, 06 Juli 2020. Pada 13 Juli 2020, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara resmi menolak sebagian besar klaim China atas Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Budayawan dan Sejarawan Betawi

Romawi hampir satu melenium berjaya tapi hancur karena hadapi suku-suku Eropa. Sedangkan, suku lain yang dipercaya simpen harta karunnya malah bawa kabur harta dan uang Romawi, antara lain ke Indonesia.

China setelah "divaksin modal" oleh USA, tak lama kemudian pada tahun 2010 China menjadi OKB, orang kaya baru. Meski Menlu Medelin Albright yang minta mundur Pak Harto via telepon pada 20 Mei 1998, pukul 23.00 WIB, tapi Presiden Obama 2010 di Jakarta malah menyatakan kecewa kenapa China yang sedot sumsum Indonesia, sementara yang lain-lain cuma dapat tetelan aja. Padahal, koran-koran Eropa setelah Pak Harto "undur pamit", mereka pada 21 Mei 1998 pasang banner headline: "Telepon Albright coup de grace," pukulan yag mematikan, (untuk Soeharto). Kok China malah sekarang yang tajir? Sebab-sebabnya apa saja?

1.  Setelah Soeharto, mesin reformasi bekerja rombak sana-sini, termasuk UUD 45 kebagian dirombak. Tahun 2002 soal hak asasi manusia rampung, sedangkan Amerika tersedot minatnya ke Irak dan Timur Tengah. China saat itu mulai masuk.

2. Reformasi hasilkan rezim patungan antarpartai-partai yang akibatkan lemah yang pada gilirannya memudahkan pemodal jebol dinding-dinding birokrasi. 

Negeri China pun perkuat pertahanan. 

Citra satelit berhasil pantau kekuatan nuklir China di mana jumlah peluru kendali berkepala nuklir China melebihi limit yang dibolehkan Internasional.

Ada penulis di sini yang klaim Rusia mau gandengan dengan China dalam menghadapi USA, ini jenis mimpi tanpa orangnya tidur. Kepentingan bisnis Rusia banyak diganggu China. China didakwa copy paste produk alat-alat militer Rusia. Lalu, lihatlah Myanmar yang so far zaman Suu Kyi dipengaruhi China, kini pemimpin Myanmar setelah kudeta militer lebih dekat ke Rusia.

Apa China siap perang versus USA? China enggak terlatih peran terbuka. Dalam sejarahnya, China tak punya strategi, ahli strategi, seperti von Clausewitz, Jend Kutuzov, atau Lidlehart. Tsun Szu yang mereka bangga-banggakan cuma ahli kata-kata bijak terkait urusan perang.

Apa China punya buffer zone? Indonesia pasti enggak mungkinlah digunakan, apalagi setelah latihan bersama, yang bahkan personel US Army akan ditambah. Lagi pula Menlu Retno sudah jumpa Menlu USA di Washington pada 31 Juli lalu. Walau Menlu kita seusai jumpa Menlu USA hanya cakap vaksin "kopat-kopit", toh akal kritis kita tak dapat terima. Tentu. 

Kedua Menlu itu bincangkan sedikitnya ikhwal pembentukan forum Indo Pacific yang digagas Anerika. China bakal ditinggal dong? Kasihan, ya, apalagi China lagi dihajar rupa-rupa bencana dan modelnya pun mutakhir, seperti bencana gelap yang menimpa Shanghai. 

Pengamat ada yang berpendapat bahwa bencana China gara-gara high frequency activity research program (HAARP) bikinan USA yang dapat kendalikan cuaca. May be ini sahih. Tapi, bagaimana pula membuktikannya?

Ada pengamat Indonesia berkata perang China vs USA gajah dengan gajah. Ini pengamat tanpa parameter. Biar sajalah, namanya juga self entertaining, hibur diri sendiri.

Kalaulah sejarah China copy paste Romawi, ini akibat perbuatan mereka sendiri. Kapitalisme dan komunisme punya gen yang saling menerkam, China kawinkan keduanya. Deng Xiao Ping, bapak pembaharu China, pada tahun 1970-an sambut kedatangan modal Amerika dengan berkata: Gak perduli, apa kucing itam apa putih, yang penting bisa caplok tikus.

Sudah banyak tikus yang dicaplok, kini China menghadapi kepungan. Awal pengepungan terjadi mulai tahun lalu, saat itu pembesar Indonesia tidak sembunyikan simpatinya pada China, tapi mulai persiapan latihan bersama pada 23 Juli lalu. Tapi anehnya pembesar Indonesia bungkam, malah jarang tampil di ruang publik. Haiya, kenapa coba? 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement