REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengaku kaget dengan masuknya tenaga kerja asing (TKA) saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dia pun mengkritik Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang memberikan izin masuk.
"Kritik saya kepada jajaran imigrasi dalam komunikasi publik itu sama sekali tidak komprehensif, ya dibuka saja profil 34 itu mereka ini siapa-siapa saja sih bekerja di mana," ujar Arsul di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/8).
Masuknya TKA saat PPKM juga dinilainya dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Apalagi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly sebelumnya pernah menyatakan bahwa TKA tak diizinkan masuk.
"Ini kan harus kita kritisi. Kalau sudah terjadi harus dijelaskan sejelas-jelasnya. Ini yang tidak terjadi di komunikasi publik pemerintahan," ujar Arsul.
Penjelasan dari pemerintah terkait masuknya TKA saat PPKM dinilainya penting untuk masyarakat. Agar kepercayaan publik dapat kembali di tengah penanganan pandemi Covid-19.
"Kalau tidak ya seperti ini terus maka sebagian elemen masyarakat kita akan selalu bersuudzon, berprasangka bahwa ini katanya pemerintah memutuskan seperti ini, tapi kok selalu terjadi hal seperti itu," ujar Wakil Ketua MPR itu.
Baca juga : PPKM Diperpanjang Lagi, Mendagri Terbitkan Tiga Instruksi
Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham memastikan 34 tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke wilayah Indonesia pada Sabtu (7/8) kemarin sudah memenuhi aturan Satgas Penanganan Covid-19. Puluhan tenaga kerja itu juga telah memegang Izin Tinggal Terbatas (ITAS).
"Mereka telah lolos pemeriksaan kesehatan oleh KKP Soetta, lalu diberi rekomendasi untuk diizinkan masuk Indonesia," kata Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Arya Pradhana Anggakara dalam keterangan, Ahad (8/8).
Angga mengatakan, para WNA itu mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan menumpang pesawat Citilink dengan kode QG8815 yang membawa 37 penumpang, terdiri dari 34 WNA dan 3 orang WNI. Selain itu, dia mengatakan, pesawat tersebut membawa 19 awak alat angkut yang semuanya WNI.