Ahad 08 Aug 2021 21:58 WIB

Epidemiolog: Keterisian Tempat Tidur ICU Covid Masih Tinggi

Jumlah keterisian tempat tidur di ICU RS Covid-19 di daerah masih tinggi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Jumlah keterisian tempat tidur di ICU RS Covid-19 di daerah masih tinggi. Ilustrasi petugas menyiapkan peralatan kesehatan untuk pasien COVID-19 di RSPJ Ekstensi Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Senin (19/7/2021).
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Jumlah keterisian tempat tidur di ICU RS Covid-19 di daerah masih tinggi. Ilustrasi petugas menyiapkan peralatan kesehatan untuk pasien COVID-19 di RSPJ Ekstensi Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Senin (19/7/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit (RS) yang menangani Covid-19 di Tanah Air menunjukkan penurunan. Namun, BOR di ruang intensif (ICU) RS ternyata masih tinggi.   

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Laura Navika Yamani, mengakui BOR RS di Jawa-Bali rata-rata sudah menurun. 

Baca Juga

Dia mencatat BOR di ruang IGD dan isolasi dengan gejala sedang yang biasanya dirawat inap ternyata menunjukkan penurunan. "Jadi, sudah mendekati standar WHO sekitar 60 persen," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (8/8).

Kendati demikian, dia mengakui BOR untuk ruang ICU dan pasien kondisi berat masih cukup tinggi, khususnya di Surabaya, Jawa Timur atau tempat dirinya tinggal saat ini. 

Dia menambahkan, pasien Covid-19 yang dirawat di ruang ICU RS juga masih banyak. "Jadi, BOR untuk ruang khusus seperti ICU dan kondisi berat seperti HCU yang mengkhawatirkan karena masih banyak antrean. Padahal, banyak yang masuk ini kan dalam kondisi berat, jadi ini harus dipikirkan," ujarnya.

Oleh karena itu, Laura meminta upaya preventif harus dilakukan dan diharapkan orang-orang dengan gejala berat atau bahkan kritis tidak lagi muncul. 

Di satu sisi, Laura minta masyarakat jika terinfeksi Covid-19 kalau merasakan gejala, jangan sampai merasakan sesak napas kemudian baru berobat ke RS.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement