Kamis 05 Aug 2021 20:19 WIB

Waspada Kasus Aktif yang Masih Berjumlah 500 Ribu

Kasus aktif secara nasional didominasi kabupaten kota di Jawa-Bali.

Relawan Satgas PPKM RW 10 memeriksa kesehatan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumahnya di Jalan Kebon Bibit Barat, Tamansari, Kota Bandung, Rabu (4/8). Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia tercatat menurun. Total masih ada 500 ribu kasus aktif saat ini.
Foto:

Wiku juga mengapresiasi kerja sama yang baik antara seluruh unsur pemerintah daerah dalam berkoordinasi menangani secara dini Covid-19 melalui pengawasan pasien isolasi mandiri serta pengawasan dan penindakan tegas pada pelanggar protokol kesehatan. Wiku mengatakan penurunan kasus aktif paling banyak dikonfirmasi oleh lima provinsi yang mengalami penurunan tajam pada kasus aktif.

Provinsi yang dimaksud di antaranya DKI Jakarta yang turun 48.139 kasus, Banten yang turun 12.560 kasus, Jawa Barat yang turun 6.595 kasus, Jawa Tengah yang turun 5.526 kasus dan Kalimantan Tengah yang turun 2.485 kasus. "Saya apresiasi seluruh pemerintah daerah, tenaga kesehatan dan masyarakat dari kelima provinsi ini yang telah bahu-membahu menurunkan kasus aktif," ujarnya.

Wiku berpesan agar penurunan kasus aktif tersebut harus terus dipertahankan mengingat kasus aktif di tingkat nasional saat ini masih mencapai sekitar 500 ribu kasus. "Maka perlu upaya kolektif seluruh daerah dalam menangani pasien Covid-19 di wilayahnya agar segera sembuh dan perlu diingat kematian juga dapat mengurangi kasus aktif. Namun bukan itu yang ingin kita capai, penurunan kasus aktif harus diupayakan tercapai karena kesembuhan yang tinggi," katanya.

Meski kasus baru menunjukkan penurunan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap fokus pada peningkatan pemeriksaan (testing) spesimen Covid-19. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, mengaku, sejak PPKM darurat dilakukan sejak 3 Juli, kini pemerintah melihat terjadi penurunan kasus.

Turunnya kasus terutama terjadi di Jawa-Bali yaitu hampir 60 persen. "Di Jawa-Bali, penurunan kasus terbesar ada di DKI Jakarta. Keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit, baik tempat isolasi maupun perawatan ICU jauh menurun," katanya saat berbicara di konferensi virtual FMB9, bertema Kejar Vaksinasi Demi Indonesia Lebih Sehat, Kamis (5/8).

Tak hanya itu, Kemenkes mencatat angka kasus positif atau positivity rate dari yang semula sempat mendekati 40 persen kini sekarang 20-an persen. Nadia mengakui memang masih perlu upaya supaya untuk menurunkan positivity rate kurang dari 5 persen atau sesuai ketentuan organisa keswhatan dunia PBB (WHO). Namun, dia melanjutkan, artinya keterisian pasien di Wisma Atlet dan rumah sakit tidak sebanyak sebelumnya.

Menurut Kemenkes, kemampuan testing pemerintah turut meningkat dari dua per 1.000 penduduk menjadi 4 per 1.000 penduduk setiap pekan.

"Meski ada tren yang baik, kami masih harus terus konsisten terutama testing. Sebab, kasus kematian masih tinggi," katanya.

Ia menambahkan, sebagian besar pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit (RS) dalam kondisi berat atau kritis sehingga kematian tidak bisa dihindarkan. Apalagi, dia menambahkan, varian baru Delta dalam waktu singkat menular ke orang banyak serta memiliki risiko meningkatkan keparahan penyakit.

"Untuk itu, kami mendorong masyarakat untuk deteksi dini dengan testing," ujarnya.

Ia meminta masyarakat jangan takut dites Covid-19. Kalau masyarakat terus konsisten melakukan testing, pihaknya optimistis maka laju penularan virus bisa dikendalikan selama PPKM ini. Efeknya, dia menambahkan, perlahan ada relaksasi PPKM.

"Kuncinya penguatan protokol kesehatan dan testing yang sangat membantu dalam menghadapi penularan," ujarnya.

photo
Hoaks Vaksin dan Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement