REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Sekitar 10 persen dari 6.000 pedagang pasar di Kota Bekasi gulung tikar selama pandemi Covid-19. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Bekasi, Teddy Hafni menyebut, para pedagang yang gulung tikar itu tersebar di 15 pasar yang ada di Kota Bekasi.
“Ada juga yang sudah usahanya berhenti ada juga. Memang tidak banyak banget ya, persentasenya 10 persen sampai 20 persen, tergantung pasarnya juga sih," kata Teddy, kepada wartawan, Kamis (5/8).
Pandemi Covid-19 memang memukul banyak segala lini sektor ekonomi. Bahkan, pasar yang menjadi tulang punggung ekonomi yang merupakan sektor esensial juga ikut terkena imbas.
Hal ini diperparah dengan adanya Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) leveling yang diterapkan di Jawa-Bali. Kota Bekasi masuk ke dalam level 4.
PPKM Level 4 membatasi jam operasional pasar dari pukul 06.00-20.00 WIB. Sementara yang menjual barang nonesensial hanya buka sampai pukul 15.00 WIB.
Adanya pelonggaran jam operasional tersebut diharapkan dapat mengembalikan denyut perekonomian yang ada. “Mudah-mudahan itu akan mendorong kembali (perekonomian) kemudian juga ke depannya mereka (pedagang pasar) lebih bersemangat lagi untuk berupaya, berusaha, " jelas dia.