REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, terus dikebut. Inisiator proyek PLTA di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, ini, yakni PT Kayan Hydri Energy (KHE) optimistis pembangunannya akan selesai sesuai jadwal.
Direktur Operasional KHE, Khaeroni, mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai hal terkait elektrifikasi untuk kebutuhan industri maupun pelabuhan. “Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai. Dan, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/8).
Pembangunan PLTA Kayan sesuai dengan fokus pembangunan yang diinginkan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan ekonomi hijau (green economy), termasuk di dalamnya kawasan industri hijau (green industrial park). Proses pembangunan PLTA Kayan telah dimulai sejak 2011.
Proyek PLTA terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan. Terkait ada investor dan perusahaan di luar KHE yang ingin membangun proyek serupa, Khaeroni mengaku tidak tahu. “Soal kabar diluaran saya tidak tahu. Pastinya KHE sudah sejak 2011 atau sepuluh tahun lalu memulainya dan saat ini sudah mendapatkan semua izin, kecuali penetapan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)," kata Khaeroni.
Saat ini, KHE telah melakukan pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA Kayan Cascade sepanjang 11,2 kilometer. KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek dan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan. Tahun ini KHE menyiapkan infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade yang berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar 9.000 megawatt.
Menurut Khaeroni nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai 17,8 miliar dolar AS. Pada 31 Oktober 2018, KHE juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, yang merupakan salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia. “Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai tahun 2024 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2025,” ujar dia.
Khaeroni berharap proyek pembangunan PLTA ini berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. “Kami sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri. Tahun ini kami melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektare dan akan dilanjutkan hingga mencapai 5.000 hektare,” ujar Khaeroni mengungkapkan.