REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperkirakan Jakarta akan tenggelam 10 tahun lagi. Hal itu disampaikan Biden dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada Selasa (27/7).
Biden meramal Jakarta akan tenggelam 10 tahun lagi berdasarkan hasil penelitian terkait perubahan iklim dan pemanasan global. Menurutnya, pemanasan global mengakibatkan es mencair di kutub hingga menyebabkan permukaan air laut naik. Biden pun memprediksi jika permukaan air laut naik akibat mencairnya es di kutub, maka dalam waktu 10 tahun lagi, Jakarta akan tenggelam.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi memberikan tanggapan terhadap ramalan Biden tersebut. "Jakarta harus segera membenahi diri kalau tidak ingin tenggelam dalam waktu 10 tahun lagi," ujar Dedi kepada dalam siaran persnya, Senin (2/8).
Dedi mengatakan, kalau ingin Jakarta tidak tenggelam, maka harus ada kebijakan revolusioner yang dilakukan pemerintah DKI. "Kalau memang faktor penyebabnya adalah eksploitasi air bawah tanah, maka itu harus dihentikan. Itu satu-satunya jalan yang bisa dilakukan," kata Dedi.
Dedi menilai, beban Jakarta harus dikurangi agar terhindar dari bencana itu. "Jakarta harus segera revisi tata ruangnya. Itu sudah beberapa kali saya sampaikan," katanya.
Menurut Dedi, kita semua selalu terlambat dalam mengantisipasi setiap peristiwa bencana. Sekarang karena sudah ada yang mengingatkan, kata Dedi, maka Jakarta harus segera membenahi tata ruangnya agar prediksi akan tenggelam 10 tahun lagi tidak terjadi. "Mumpung ada waktu 10 tahun lagi," katanya.
Menurut Dedi, jika prediksi itu terjadi, yakni Jakarta tenggelam, maka investasi yang sudah dibangun lama tidak akan ada artinya lagi. "Ada properti, industri, tidak ada artinya kalau tenggelam. Maka harus dicegah, hentikan aktivitas yang bisa menyebabkan Jakarta tenggelam," katanya.