Sabtu 31 Jul 2021 13:05 WIB

Pemkab Semarang Gelontorkan Bantuan Beras 15 Ton untuk PKL

Selain PKL juga disalurkan kepada driver ojol dan ojek konvensional.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Mas Alamil Huda
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyerahkan secara simbolis Beras Bantuan Pemerintah kepada salah satu perwakilan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Kamis (29/7). Total sebanyak 42.770 kilogram Beras Bantuan Pemerintah disalurkan kepada 4.277 KPM di seluruh wilayah Kecamatan Getasan.
Foto: istimewa
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyerahkan secara simbolis Beras Bantuan Pemerintah kepada salah satu perwakilan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Kamis (29/7). Total sebanyak 42.770 kilogram Beras Bantuan Pemerintah disalurkan kepada 4.277 KPM di seluruh wilayah Kecamatan Getasan.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Para pedagang kaki lima (PKL) terdampak pembatasan mobilitas masyarakat masa perpanjangan PPKM level 4 di sejumlah wilayah, di Kabupaten Semarang, diberi bantuan beras. Total bantuan yang digelontorkan sebanyak 15 ton.

Bantuan beras tersebut diberikan bersama dengan paket kebutuhan pokok lain, yang disalurkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pada Sabtu (31/7).

Secara simbolis, Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha, menyerahkan secara langsung kepada sejumlah PKL yang kebetulan sedang berjualan di sekitar lokasi pendopo rumah dinas Bupati Semarang, di Jalan Ahmad Yani, Ungaran.

Turut menyerahkan bantuan paket kebutuhan pokok tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening, serta Wakil Bupati Semarang, H Basari, dan sejumlah kepala OPD di Pemkab Semarang.

Menurut Bupati Semarang, bantuan beras dan paket sejumlah bahan kebutuhan pokok kepada para PKL tersebut berasal dari beberapa pengusaha dan partisipasi pihak swasta yang ada di Kabupaten Semarang.

Selain diserahkan langsung kepada yang berhak secara langsung, bantuan tersebut juga disalurkan melalui BPBD Kabupaten Semarang. Khusus untuk bantuan beras, total mencapai 15 ton dan merupakan sumbangan dari para pengusaha.

Selain beras dan paket kebutuhan pokok lainnya, juga turut disalurkan bantuan masker. "Selain para PKL, bantuan yang sama juga disalurkan kepada driver ojol, tukang ojek konvansional dan pelaku sektor riil lainnya," kata bupati, di Semarang, Sabtu (31/7).

Sementara itu, salah seorang penerima manfaat, Maman (29 tahun) mengaku awalnya kaget saat mendorong gerobak cilok dan melintas di depan pendopo rumah dinas bupati dihentikan oleh petugas Satpol PP Pemkab Semarang.

Penjual cilok asal Kabupaten Ciamis tersebut mengaku, semula mengira bakal terkena razia PPKM Level 4, mengingat ruas Jalan Ahmad Yani tersebut masih disekat untuk membatasi mobilitas warga.

Sehingga ia pun sempat panik dan khawatir bakal terkena razia. "Ternyata saya diminta berhenti dan diberi bantuan paket sembako, yang diserahkan langsung oleh Pak Bupati dan Ketua DPRD, Kabupaten Semarang," ungkap Maman.

Di lain pihak, Maman juga menuturkan, adanya pembatasan mobilitas masyatakat, baik melalui PPKM Darurat maupun PPKM level 4 telah berdampak pada pendapatan hariannya, sebagai penjual cilok keliling di wilayah Ungaran.

Menurutnya, sebelum ada kebijakan PPKM, ia bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 150 ribu per hari, mulai pukul 08.00 WIB sampai sore atau saat makanan yang dijualnya telah habis.

Namun, di masa PPKM level 4 seperti sekarang ini, untuk mencari penghasilan Rp 50 ribu per hari saja semakin sulit. Oleh karena itu, ia pun mensyukuri bisa mendapatkan bantuan paket kebutuhan pokok dari Pemkab Semarang

"Alhamdulillah, saat lewat sini (pendopo rumah dinas bupati) dapat bantuan sembako. Kalau saya lihat dari isinya, paling tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan, selama satu pekan ke depan," tandas Maman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement