REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satgas Penanganan Covid-19 mendorong pemerintah melakukan importasi alat dan material kesehatan. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiki Adisasmito menyebutkan, langkah ini dilakukan merespons masih kurangnya pasokan untuk memenuhi kebutuhan penanganan pasien Covid-19 di daerah perbatasan.
Namun kebijakan impor bukannya tanpa syarat. Pemerintah, ujar Wiku, tetap perlu mendorong peningkatan produksi di dalam negeri. "Pemerintah dorong upaya impor untuk daerah perbatasan dan pemenuhan kebutuhan jangka pendek. Serta memasifkan indiustri dalam negeri," kata Wiku dalam keterangan pers, Kamis (29/7).
Seperti diketahui, situasi pandemi di Indonesia memasuki masa krisis oksigen medis untuk pasien Covid-19. Analis data LaporCovid-19, Said Fariz Hibban mengatakan, pihaknya menerima banyak keluhan warga yang kesulitan mencari akses oksigen medis.
"Hasilnya, kesulitan oksigen itu cukup banyak. Tercatat ada 43 laporan warga mengenai kesulitan mendapatkan oksigen hingga hari ini," ujar Said saat dihubungi Republika, Kamis (22/7).
Said menambahkan, warga yang kesulitan akses oksigen adalah yang memutuskan untuk isolasi mandiri (isoman) di rumah setelah ditolak dirawat di rumah sakit. Mengenai kendala di lapangan, dia menyebutkan ada beberapa alasan.
Alasan pertama karena tidak ada tabung oksigen medis, kemudian kedua terkendala informasi terkait ketersediaan oksigen. Menurut Said, warga di daerah suburban atau rural sulit mencari oksigen medis. Akhirnya, pasien isoman yang susah mengakses oksigen kemudian meninggal dunia.