Jumat 30 Jul 2021 05:57 WIB

Cerita Nuryani, Relawan Perempuan Pemulasaraan Jenazah Covid

'Kami tak berharap apa-apa, ucapan terima kasih sudah cukup,' ucap Yani relawan Covid

Pemakaman pasien meninggal akibat Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pemakaman pasien meninggal akibat Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU --  Hari Nuryani kadang baru bisa pulang ke rumah saat subuh, jika harus menangani banyak jenazah pasien Covid-19 dalam sehari. Melonjaknya kasus kematian akibat Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir, membuat Hari Nuryani dan para petugas pemulasaraan jenazah bekerja ekstra keras hingga harus siaga 24 jam.

"Kalau kasus kematian lagi meningkat, sehari kita bisa memakamkan empat sampai enam orang. Dan ketika lokasinya jauh, kita juga harus pulang subuh," kata Hari Nuryani, relawan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Baca Juga

Sebagai relawan pemulasaraan jenazah penderita Covid-19, perempuan berusia 49 tahun yang biasa disapa Yani itu juga harus siaga 24 jam. Sebab, sewaktu-waktu dirinya bisa menerima panggilan untuk mengurus jenazah pasien.

Bahkan terkadang Yani menerima panggilan untuk mengurus jenazah, ketika hendak tidur pada malam hari. Bersama timnya, Yani bertugas mengurus jenazah pasien Covid-19, mulai dari memandikan, mengafani dan membungkus jenazah menggunakan plastik serta memasukkannya ke dalam peti jenazah hingga memakamkannya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement