Data Johns Hopkins University, dikutip dari USA Today, Rabu (28/7), memperlihatkan kenaikan kasus saat ini hampir dua kali lipat dari musim panas sebelumnya. Dr Ilan Shapiro, direktur medis di AltaMed Health Services, sebuah jaringan pusat kesehatan di Los Angeles, mengatakan menyikapi kenaikan kasus menggunakan masker lapisan ekstra bisa memberi perlindungan.
"Saat ini penting untuk melindungi setiap sosok di sekitar itu (apapun status vaksinnya), karena untuk melawan varian Delta terbukti cara itu efektif," kata Shapiro.
Pakar menyarankan warga Amerika yang sudah divaksin untuk berkonsultasi dengan dinas kesehatan setempat terkait panduan menggunakan masker dan tingkat vaksinasi. Jika angka penduduk yang sudah divaksinasi belum sampai 70 persen maka pakar menyarankan penggunaan masker di dalam ruang atau di luar ruang yang padat.
Dr Eric Cioe-Peña, Direktur Kesehatan Global Northwell Health di New York, mengatakan rekomendasi nomor satu melawan Covid-19 adalah dengan divaksinasi. "Kita (Amerika) punya alatnya dan mungkin bisa jadi salah satu negara di dunia yang bisa mengakhiri pandemi. Tapi kita memilih tidak melakukannya. Kita memutuskan untuk memperpanjang pandemi ini. Itu sungguh membuat stres," katanya, menanggapi orang yang tidak mau divaksinasi.
Menanggapi anjuran CDC yang baru Dr William Schaffner, profesor dan pakar penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine Nashville, Tennessee, meminta publik bersikap fleksibel dan sabar. Katanya, rekomendasi terkait masker CDC pasti akan berubah lagi seiring kondisi kasus Covid-19 dan transmisinya.
"Virusnya berubah dan kita harus merespons dengan apa yang virus lakukan di komunitas," katanya. Mungkin, dia melanjutkan, ada sebagian yang berpikir mengenakan masker kembali sebagai langkah mundur. Tapi ia menilai, ketika virus melakukan perlawanan besar maka langkah terbaik adalah dengan meningkatkan pula pertahanan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
